Akselerator Silicon Valley Akui Kekuatan Startup Indonesia

Startup Indonesia dinilai memiliki pengetahuan lokal yang tidak dimiliki startup asing.

oleh Jeko I. R. diperbarui 08 Mei 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 18:30 WIB
Plug and Play Indonesia
Pengumuman pemilihan 11 startup terpilih angkatan pertama Plug and Play Indonesia di Jakarta, Senin (8/5/2017). (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Plug and Play, akselerator startup yang berbasis di Silicon Valley, baru saja mengumumkan sebelas startup terpilih di angkatan pertama. Startup ini akan mengikuti tahap lanjutan; mereka akan melakukan pitching ke sejumlah investor, perusahaan korporat mitra Plug and Play dan sejumlah stakeholder terkait.

Plug and Play mengaku, startup Tanah Air memiliki potensi. Disampaikan Accelerator Director Plug and Play Indonesia, Nayoko Wicaksono, startup Indonesia memiliki pengetahuan lokal yang tidak dimiliki startup asing.

“Mereka (startup lokal) tahu betul seluk-beluk (budaya dan pengetahuan) di sini. Startup asing kan nggak tahu budaya di sini, secara spesifik seperti permasalahan yang kita hadapi seperti apa,” kata Nayoko kepada Tekno Liputan6.com di kantor Plug and Play Indonesia, Jakarta, Senin (8/5/2017).

Namun ia menilai startup lokal masih memiliki kekurangan dalam hal optimasi teknologi. Celah itu dimanfaatkan Plug and Play untuk memasukkan sejumlah startup asing.

Terbukti, dari beberapa startup terpilih, memang ada startup yang ternyata bukan berbasis di Indonesia. Salah satunya seperti Kyck, yang berbasis di Singapura. Lantas, apa dasar Plug and Play memilih kombinasi startup luar negeri dan lokal pada komposisinya?

Ia mengungkap, pihaknya ingin mengeksplorasi pengalaman dan pengetahuan pelaku startup dari luar negeri. Hal ini hendak dijadikan sebagai insight tersendiri bagi startup lokal.

“Dari 400 startup yang daftar, banyak juga yang berasal dari Indonesia. Namun, ada juga startup luar (Indonesia) yang tertarik. Alasan mereka ingin grab market di sini,” jelas Nayoko.

Ia memberikan contoh, di angkatan pertama ada startup dari Singapura. Di sana, pasar startup kecil. Maka itu, mereka ekspansi ke Indonesia yang punya market lebih besar.

“Di sini kita lihat ini bagus untuk exchange knowledge dan experience antar startup. Bukan berarti kita prefer startup dari luar, kita sudah tentukan dari awal pokoknya ada mix dari luar dan lokal,” katanya menekankan.

Sekadar informasi, akselerasi startup baru angkatan kedua akan dimulai pada 2 September 2017. Plug and Play menargetkan setidaknya akan ada 10 startup yang dipilih. Lalu, apakah komposisi startup akan serupa dengan yang ada di angkatan pertama?

“Yang jelas ada kemiripan, tapi kita nggak bisa pastiin. Kita sih harapannya ada mix. Kalau sekarang ada yang dari Singapura, nanti mungkin ada dari Filipina, Thailand, dan membawa masuk dan ambil knowledge dari mereka untuk bisa bantu startup lokal,” pungkas Nayoko.

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya