'Ketakutan Robot Akan Ambil Alih Pekerjaan Manusia Itu Salah'

Menurut seorang venture capitalist, Marc Andreeseen, ketakutan akan robot menggantikan pekerjaan manusia itu sudah terjadi sejak lama

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Jun 2017, 10:48 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 10:48 WIB
Robot humanoid
Ilustrasi robot humanoid.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun terakhir, banyak analis yang memprediksi robot atau sistem otomasi yang didukung kecerdasan buatan akan mengambil alih pekerjaan manusia. Namun prediksi itu dibantah oleh seorang venture capitalist Marc Andreessen.

Menurutnya, ketakutan semacam ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. "Kepanikan semacam ini terjadi setiap 25 hingga 50 tahun. Namun tak ada yang benar-benar terjadi," ujarnya seperti dikutip dari CNBC, Jumat (2/6/2017).

Andreessen, yang turut mengembangkan Netscape, menyebut obsesi robot akan menggantikan manusia sudah terjadi sejak 100 tahun lalu. Ketika itu, manusia takut akan kehadiran mobil yang disebut akan menggantikan pekerja manusia.

Namun ternyata industri mobil sekarang telah menjadi salah satu bidang dengan pekerja manusia terbanyak. Tak hanya itu, seiring pertumbuhan mobil yang makin besar ikut mendorong perkembangan pekerjaan baru di bidang pembuatan jalan.

Hal senada juga berlaku untuk perkembangan mobil otonomos. Selain disebut-sebut menawarkan pengalaman berkendara yang lebih aman, ada kemungkinan teknologi itu sebenarnya dapat meningkatkan produktivitas tapi belum tahu dalam bentuk seperti apa.

Ia juga tak menampik kini telah terjadi investasi besar-besar dari sejumlah perusahaan teknologi di bidang kecerdasan buatan. Kendati demikian, tak seluruhnya bertahan, hanya perusahaan yang menawarkan transformasi dapat bersaing. 

Isu mengenai robot yang dapat menggantikan peran manusia dalam pekerjaan memang telah lama diprediksi. Dalam pertemuan tahunan World Economic Forum, sejumlah petinggi perusahaan bahkan telah membahas persoalan ini.

"Pekerjaan (untuk manusia) akan menghilang. Pekerjaan akan berubah dan perubahan ini akan bertahan lama, tak mengenal kelas, dan memiliki dampak untuk semua orang," ujar CEO Hewlett Packard Enterprise Meg Whitman ketika itu.

Sejumlah studi juga memprediksi robot dan kecerdasan buatan akan segera mengambil alih pekerjaan manusia. Studi Universitas Oxford pada 2013 memperkirakan setengah pekerjaan di Amerika Serikat terancam oleh keberadaan mesin.

Sementara Forrester Research menghitung setidaknya pada 2019, seperempat pekerjaan akan digantikan dengan robot software, robot fisik, serta sistem otonomos. Pada 2025, sebagian besar pekerjaan akan digantikan dengan model yang belum pernah ada.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya