Waspada, Aplikasi Terinfeksi Malware Terus Masuk ke Google Play

Pengguna smartphone Android harus selalu waspada karena serangan malware melalui aplikasi di Google Play kian meningkat.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 23 Jun 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2017, 06:30 WIB
Dirancang Bebas, Google Akui Android Tidak Aman
Head of Android Google Sundar Pichai mengatakan jika ia berada di bisnis menciptakan malware, ia kemungkinan akan menargetkan Android juga.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, toko aplikasi Google Play kian diserbu oleh aplikasi yang terinfeksi malware. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab beberapa waktu, angka aplikasi yang terjangkit malware sepanjang 2017 meningkat tajam dibandingkan kuartal sebelumnya.

Saat ini belum diketahui apa penyebabnya, tapi kemungkinan besar hal ini disebabkan ketidakmampuan Google membendung taktik jahat yang digunakan hacker. Selain itu karena jumlah perangkat Android yang masif menjadikan perangkat tersebut sebagai sasaran serangan.

Apapun alasannya, sejauh ini disebutkan bahwa aplikasi yang terjangkit malware rupanya merupakan aplikasi yang banyak diunduh oleh pengguna. Tentunya hal ini berpotensi risiko yang sangat membahayakan pengguna.

Sebagaimana dikutip Phone Arena, Jumat (23/6/2017), tahun lalu, sebuah aplikasi pemandu permainan Pokemon Go yang diunduh lebih dari 500 ribu kali dihapus dari Google Play lantaran terinfeksi malware. Saat itu, malware yang ada di aplikasi tersebut memungkinkan peretas untuk melakukan root perangkat dan membanjiri pengguna dengan iklan.

Bukan hanya aplikasi itu, lebih dari 100 aplikasi dilaporkan menggunakan basis kode yang sama, bernama Ztorg. Sementara itu, aplikasi lainnya seperti Magic Browser dan Noise Detector yang telah diunduh lebih dari 60 ribu kali rupanya tidak melakukan rooting terhadap perangkat.

Alih-alih melakukan rooting perangkat, aplikasi itu mengambil alih perangkat untuk mengirimkan dan menerima SMS. Bisa dibilang, peretasnya memiliki kemampuan untuk diam-diam mengirimkan pesan ke premium number. Kedua aplikasi tersebut kemungkinan hanya untuk menguji malware dan tidak menggunakan kode Ztorg.

Peneliti Kaspersky mendeteksi bahwa penjahat siber kini telah memperbarui aplikasi itu sehingga tak mudah dideteksi. Aplikasi lain yang dihapus dari Google Play adalah sebuah gim bernama Colourblock yang memiliki kemampuan untuk melakukan root perangkat milik korbannya.

Melihat beberapa contoh di atas, pengguna disarankan untuk selalu berhati-hati terhadap malware yang menginfeksi banyak aplikasi. Selain itu, disarankan pula tiap pengguna untuk mengunduh aplikasi secara sembarangan. Jika ada aplikasi yang tak jelas, sebaiknya pengguna tidak mengunduhnya. 

(Tin/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya