Mirip WannaCry, Ransomware Jenis Baru Kembali Ancam Dunia

Setelah WannaCry pada Mei 2017, kini ada lagi ransomware jenis baru menginfeksi server perusahaan-perusahaan besar di sejumlah negara.

oleh Jeko I. R. diperbarui 28 Jun 2017, 09:35 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2017, 09:35 WIB
  Cara Mudah dan Cepat Mengatasi Virus WannaCry
Ilustrasi virus WannaCry

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman ransomware kembali mengintai jaringan komputer dunia. Setelah WannaCry pada Mei 2017, kini ada lagi ransomware jenis baru menginfeksi server perusahaan-perusahaan besar. Tercatat, negara yang jadi korban di antaranya seperti Rusia, Paris, Ukraina, Spanyol, dan beberapa negara lain di Eropa.

Dilansir Motherboard, Rabu (28/6/2017), jenis ransomware baru ini diyakini memiliki kesamaan dengan WannaCry. Berdasarkan analisa pakar keamanan siber Kaspersky, Costin Raui, ia yakin ransomware tersebut mirip WannaCry, mengingat perangkat hacking yang digunakan begitu identik.

“Upaya infeksi ransomware ini mirip dengan WannaCry. Jika dibiarkan, ia bisa menyebar hingga AS dan negara lain di luar Eropa. Ini bisa jadi mengkhawatirkan,” ujar Raui.

Modus infeksi ransomware muncul dengan tautan yang akan mengantar korban ke sebuah pesan teks. Pesan tersebut menerangkan komputer dan segala isi dokumen telah diblokir. Untuk mendapatkannya kembali, korban akan diminta uang tebusan senilai US$ 300 dengan nilai Bitcoin.

“Jika kamu membaca pesan ini, komputer dan semua jenis dokumen milik kamu tidak akan bisa diakses lagi karena sudah dienkripsi. Mungkin sekarang kamu sedang sibuk mencari cara untuk memulihkan komputer, tetapi jangan buang-buang waktu,” begitu bunyi isi pesan tersebut.

“Tidak ada cara agar kamu bisa mengembalikan semuanya seperti sedia kala. Yang kamu harus lakukan adalah menebus uang dan mendapatkan kunci dekripsi untuk membuka semuanya,” lanjutnya.

Ransomware terbaru itu diketahui menyerang beberapa perusahaan minyak. Di Rotterdam, Belanda, perusahaan Maersk jadi korbannya. Sementara, perusahaan lain yang mengalami insiden serupa tak lain seperti perusahaan minyak Rusia Rosneft, perusahaan bahan kontruksi Perancis Saint Gobain, dan masih banyak lagi.

Meski sama dengan WannaCry, pakar keamanan keamanan siber menilai WannaCry masih lebih ‘kejam’ ketimbang ransomware baru tersebut. Pasalnya, hacker berhasil membuat ratusan organisasi di sekitar 99 negara di dunia dibuat pontang-panting akibat infeksi WannaCry.

Untuk informasi, ransomware merupakan jenis serangan siber yang melibatkan hacker untuk mengambil alih komputer atau perangkat mobile, dan meminta tebusan.

Peretas akan mengunduh software jahat ke perangkat dan menggunakannya untuk mengenkripsi berbagai informasi korban. Secara paksa, peretas akan mengunci atau memblokir akses ke data tersebut, hingga tebusan yang diminta dibayar.

Meski serangan siber tersebut lebih sering menargetkan perusahaan atau instansi besar, tak menutup kemungkinan ransomware dapat terjadi terhadap individu.

(Jek/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya