Korea Utara Dituding Jadi Dalang Serangan WannaCry

Badan Intelijen Inggris menuding Korea Utara sebagai pelaku utama serangan ransomware WannaCry. Apa bukti dan alasannya?

oleh Jeko I. R. diperbarui 19 Jun 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2017, 13:30 WIB
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau Wannacry
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau yang disebut juga Wannacry (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Ransomware bernama WannaCry menyerang perangkat komputer pada Mei 2017. Serangan siber ini jelas menebar keresahan. Menurut data agensi Kepolisian Uni Eropa, Europol, WannaCry bahkan telah menyerang ke lebih dari 300.000 komputer di 150 negara.

Bagaimana tidak, WannaCry dapat mengancam semua file di komputer korban dengan mengunci (enkripsi) semua dokumen yang disimpan. Modusnya, hacker meminta tebusan sebesar US$ 300 dalam bentuk mata uang Bitcoin kepada korban. Untungnya, penyebaran WannaCry kini bisa ditanggulangi secara sigap.

Meski begitu, belum bisa dipastikan siapa pelaku di balik serangan WannaCry. Namun, Badan Intelijen Inggris menuding Korea Utara sebagai dalang utama yang menyebar WannaCry.

Menurut informasi yang dilansir Ubergizmo via ZDNet, Senin (19/6/2017), tudingan tersebut didasari sejumlah laporan dan investigasi yang dilakukan oleh divisi keamanan siber Badan Intelijen Inggris, yaitu National Cyber Security Center (NCSC).

Mereka percaya pelaku utama di balik serangan ransomware itu adalah kelompok hacker Korea Utara bernama Lazarus Group. Kelompok ini juga bekerja untuk Badan Intelijen Korea Utara, Reconnaissance General Bureau (RGB).

Dugaan Badan Intelijen Inggris ternyata juga sejalan dengan apa yang dianalisa oleh Badan Intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA). Menurut laporan tertulis, mereka juga sudah melacak jejak WannaCry hingga ke negara yang dipimpin Kim-Jong Un itu.

Jika memang Korea Utara terbukti sebagai pelaku utama serangan WannaCry, NCSC belum dapat menemukan alasan mengapa negara terisolasi itu melakukan hal demikian.

Menilik rekam jejak serangan siber Korea Utara, masuk akal bila mereka menggempur serangan WannaCry. Pasalnya, pada 2014, Korea Utara sempat meretas Sony Pictures Entertainment karena marah soal Kim-Jong Un yang dijadikan bahan ledekan dalam film The Interview.

Bahkan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menuding Korea Utara secara terbuka sebagai pelaku utama dan menjatuhkan sanksi ekonomi baru.

(Jek/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya