Astronom: Konsep Negara Luar Angkasa Cuma Mimpi Belaka

Astronom dari sejumlah Badan Antariksa negara besar berpendapat, membangun Asgardia perlu persiapan yang matang dan waktu yang cukup lama.

oleh Jeko I. R. diperbarui 27 Jul 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 19:00 WIB
Asgardia
Belum jelas mengenai jenis pemerintahannya, entah demokratis ataupun yang lainnnya, seperti digariskan dalam konstitusi Asrgardia. (Sumber AIRC/Asgardia.space)

Liputan6.com, California - Walau terdengar menakjubkan dan ambisius, banyak yang menyangsikan konsep negara luar angkasa Asgardia terlalu dipaksakan. Bahkan, ada yang berani menyebut Asgardia cuma sekadar konsep "mimpi belaka".

Perkumpulan astronom dari sejumlah Badan Antariksa negara-negara besar berpendapat bahwa gagasan Asgardia untuk melindungi dan melestarikan kemanusiaan memang baik.

Hanya, langkah tersebut tidaklah dapat menanggulangi masalah global seperti kelebihan populasi manusia di Bumi.

"Bagaimanapun, desain dan solusi teknologi yang mereka tawarkan setidaknya bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah dan sejumlah perusahaan besar," tulis pernyataan para astronom ini sebagaimana dikutip The Market Mogul, Kamis (27/7/2017).

Selain itu, ambisi Asgardia untuk mewujudkan koloni manusia di luar angkasa juga dinilai terlalu gegabah. Pasalnya, teknologi daya untuk mendukung kehidupan luar angkasa dengan jumlah jiwa yang banyak belum ada. Apalagi untuk Asgardia yang seakan mengajak penduduknya untuk tinggal permanen di luar angkasa.

Tak cuma dari teknologi, mereka juga membahas kendala pembangunan Asgardia dari sisi legalitas. Sejauh ini, belum ada aturan untuk membangun entitas sebuah negara di luar Bumi.

Yang ada cuma Hukum Keantariksaan Internasional yang sepanjang ini cuma mengatur soal negara yang meluncurkan wahana atau objek antariksa. *

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Syarat Menjadi Penduduk Asgardia

Untuk informasi, Asgardia tidak akan mengambil tempat di Bumi. Negara itu justru akan berlokasi di luar angkasa, dengan wilayah berupa wahana raksasa.

Walau pendaftaran dibuka untuk siapa pun, mereka tetap menetapkan syarat tertentu bagi yang ingin menjadi warga negara Asgardia.

Salah satunya adalah pemerintah Asgardia tidak bisa merekrut warga negara yang enggan berbagi informasi data diri secara transparan. Mereka pun tidak dapat mendaftarkan warga negara dari hewan dan robot.

Bagi yang direkrut sebagai warga, mereka akan mengantongi sertifikat Asgardia dan resmi menjadi Asgardian, julukan calon penduduk Asgardia, tetapi tetap memiliki status dwi-kewarganegaraan.

Layaknya negara-negara Bumi, Asgardia juga akan membentuk pemerintahan demokrasi berdasarkan hukum. Warga negara Asgardia pun nanti diminta untuk turut andil memberikan suara demi sistem perumusan dasar konstitusi negara tersebut.

Tujuan dibangunnya Asgardia didasari tiga asas utama dari aspek ilmu alam dan teknologi. Pertama, Asgardia didirikan untuk menjamin kehidupan antariksa secara damai. Kedua, Asgardia hadir untuk melindungi Bumi dari ancaman objek luar angkasa, seperti komet, badai matahari, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Asgardia juga akan menciptakan ilmu pengetahuan luar angkasa ke negara-negara berkembang yang belum memiliki akses.

Sejak pendaftaran dibuka, ada 270 ribu penduduk Bumi mendaftarkan diri. Yang cukup menarik, Warga Negara Indonesia (WNI) turut memegang porsi besar dalam pendaftaran Asgardia.

Menurut informasi yang diungkap di laman resmi Asgardia, ada 5.978 WNI yang mendaftarkan diri menjadi Asgardian. *

(Jek)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya