Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal pekan ini. Penguatan rupiah ini menjadi angin segar di tengah tekanan berbagai sentimen dari luar.
Pada Senin (17/2/2025), nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin di Jakarta menguat hingga 65 poin atau 0,40 persen menjadi 16.187 per dolar AS dari sebelumnya 16.252 per dolar AS.
Baca Juga
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi, penguatan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan. Tercatat, data penjualan ritel AS terkontraksi 0,5 persen dari dugaan minus 0,1 persen.
Advertisement
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang masih melanjutkan pelemahan setelah data penjualan ritel AS yang lebih lemah dari perkiraan,” ucapnya dikutip dari Antara.
Akibat rilis data tersebut, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan dan meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Lukman menilai ada potensi 50 persen untuk pemangkasan 50 basis points (bps) hingga akhir tahun. “Sebelumnya, hanya diperkirakan paling besar 35 bps,” ujar dia.
Di samping itu, investor juga menantikan data perdagangan Indonesia bulan Januari siang ini yang diperkirakan mengalami surplus 2 miliar dolar AS.
Berdasarkan berbagai faktor tersebut, Lukman memprediksi kurs rupiah berkisar 16.150 per dolar AS-16.300 per dolar AS.
Rp 9,61 Triliun Modal Asing Cabut dari Indonesia
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada pekan kedua Februari 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, berdasarkan data transaksi 10–13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp9,61 triliun
“Nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp9,61 triliun, terdiri dari jual neto Rp2,42 triliun di pasar saham, Rp2,51 triliun di pasar SBN, dan Rp4,68 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Ramdan dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Minggu (15/2/2025).
Advertisement
Bauran Kebijakan
Ramdan menambahkan, Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 13 Februari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,59 triliun di pasar saham, beli neto Rp10,11 triliun di pasar SBN dan Rp4,60 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” jelas Ramdan.
Adapun premi CDS Indonesia 5 tahun per 13 Februari 2025 sebesar 72,22 bps, turun dibanding dengan 7 Februari 2025 sebesar 74,22 bps. Sedangkan Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.280 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun turun di 6,81%.
