Liputan6.com, Jakarta - Berita bohong alias hoax terus menjamur di linimasa media sosial (medsos). Facebook disebut-sebut menjadi salah satu medsos yang paling besar soal peredaran berita hoax.
Tak tinggal diam, raksasa medsos milik Mark Zuckerberg tersebut terus berupaya untuk meredam dan mengurangi maraknya berita palsu yang berseliweran di linimasa News Feed.
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, seperti disampaikan Product Manager News Feed Facebook Tessa Lyons-Laing, bukan perkara mudah bagi Facebook dalam mengurangi peredaran berita hoax di Indonesia.
Ia mengatakan, salah satu tantangan besar bagi Facebook saat meredam berita hoax adalah foto atau meme yang beredar tanpa deskripsi informasi yang akurat.
"Meme atau juga foto yang dibagikan pengguna tanpa deskripsi bisa menyesatkan. Ia tak bisa diunggah tanpa informasi begitu saja. Harus disertai deskripsi dan konteks yang jelas," kata Tessa--begitu akrab disapa, kepada Tekno Liputan6.com saat ditemui di kantor Facebook Indonesia, Jumat (3/11/2017).
Mengajak Penguji Fakta Pihak Ketiga
Tessa juga mengungkap pihaknya terus berupaya untuk menghapus konten, baik dalam foto atau artikel yang jelas-jelas melanggar kebijakan mereka.
Salah satu cara yang dilakukan adalah menambahkan informasi tambahan, seperti artikel dengan topik yang sama dari sumber yang lain, serta topik yang diperbincangkan komunitas. Dengan begitu, keakuratan informasi tentu akan jelas.
Facebook sendiri telah mengajak beberapa organisasi penguji fakta informasi pihak ketiga untuk merilis fitur penangkal peredaran berita hoax. Sesuai fungsinya, fitur penangkal hoax dirancang untuk memerangi penyebaran informasi hoax di Facebook dan sebagai bentuk tanggung jawab Facebook untuk menekan peredarannya.
Pasalnya, platform media sosial termasuk Facebook, dituding secara luas ikut mendistribusikan artikel hoax atau yang menyesatkan sehingga dinilai harus ikut bertanggung jawab.
Dengan adanya fitur tersebut, pengguna nantinya akan mendapatkan peringatan ketika mereka mencoba untuk membagikan informasi palsu.
Jika pengguna mencoba membagi artikel hoax, maka akan muncul jendela pop-up berisi peringatan yang menyatakan bahwa artikel tersebut telah diperdebatkan.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement