Stephen Hawking Peringatkan Bahaya Kecerdasan Buatan

Stephen Hawking memprediksi akan ada masa di mana kecerdasan buatan akan mencapai titik bahwa teknologi ini lebih efektif ketimbang manusia.

oleh Corry Anestia diperbarui 09 Nov 2017, 03:20 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2017, 03:20 WIB
Stephen Hawking
Stephen Hawking dan Teori Pencarian Alien

Liputan6.com, Jakarta - Kecerdasan buatan atau articial intellegence (AI) menjadi fenomena besar dalam dunia teknologi. AI digadang-gadang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam kehidupan manusia.

Kendati demikian, tak sedikit yang setuju terhadap hal ini. Stephen Hawking, misalnya, memperingatkan manusia agar tak terlalu bergantung dengan AI. Menurutnya, teknologi ini dapat berbahaya apabila manusia terlalu agresif mengembangkan AI. 

Bahkan, menurut ilmuwan brilian ini, manusia dapat digantikan oleh produk kecerdasan buatan dalam beberapa tahun ke depan.

Saat peluncuran Artificial Intelligence Center di Cambridge University pada Oktober lalu, Hawking mengungkapkan kekhawatirannya bahwa teknologi AI bak pisau bermata dua. AI bisa menjadi penemuan terbaik tetapi sekaligus bisa menjadi mimpi buruk manusia. 

Dalam wawancaranya baru-baru ini, Hawking memprediksi akan ada masa di mana kecerdasan buatan akan mencapai titik bahwa teknologi ini lebih efektif ketimbang manusia. Hal ini bakal membuat manusia menjadi tak berguna lagi.

"Yang saya takutkan adalah AI akan menggantikan manusia seluruhnya. Jika mereka merancang sebuah virus komputer, orang lain akan merancangnya lebih baik agar dapat mereplikasi dirinya sendiri. Ini akan menjadi bentuk baru kehidupan mengungguli kehidupan manusia," tuturnya seperti dikutip dari Tech Times, Kamis (9/11/2017). 

Hawking mengakui bahwa teknologi memiliki sejumlah manfaat bagi manusia, misalnya menyembuhkan penyakit hingga mengurangi kemiskinan. Namun, tanpa kehati-hatian, teknologi dapat mematikan.

Ia memperingatkan umat manusia untuk mempersiapkan konsekuensi dari kecerdasan buatan. Para ahli dan pemangku kepentingan harus menyadari potensi bahaya dan menyelesaikannya sebelum menjadi tidak terkendali.

 

 

Lebih Mengancam dari Korea Utara

Elon Musk
Elon Musk, bekerja tanpa menerima gaji (Foto: Fastcompany.com)

Pendiri sekaligus CEO Tesla Elon Musk sudah sering mengungkapkan pendapatnya mengenai kecerdasan buatan. Beberapa waktu lalu, ia menyebut perlu ada regulasi yang mengatur kecerdasan buatan, sebab teknologi itu bisa jadi risiko bagi dunia.

Musk malah menganggap bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi ancaman lebih besar dibandingkan Korea Utara. Dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya, Musk mengatakan, orang-orang yang tidak peduli tentang kecerdasan buatan harus mulai memikirkannya.

"Risikonya lebih besar dibandingkan Korea Utara," kata Musk.

Meski cukup sering mengingatkan tentang potensi bahaya teknologi kecerdasan buatan, Musk sebenarnya memberi dukungan untuk pengembangan kecerdasan buatan yang aman.

Misalnya, ia memberi dukungan pada OpenAI, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan teknologi kecerdasan buatan yang aman.

(Cas/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya