Ini Tantangan Amazon Ekspansi Bisnis Cloud

Saat ekspansi bisnis cloud ke suatu wilayah--khususnya Indonesia, Amazon harus mempertimbangkan beberapa faktor. Apa saja?

oleh Andina Librianty diperbarui 01 Des 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 11:00 WIB
AWS
CEO Amazon Web Services (AWS), Andy Jassy, pada saat gelaran AWS di Las Vegas, Amerika Serikat. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Liputan6.com, Las Vegas - Sejumlah perusahaan teknologi besar memiliki banyak konsumen di Indonesia, termasuk penyedia platform cloud computing on-demand Amazon Web Services (AWS). Bagi AWS, mereka punya beberapa tantangan untuk ekspansi di Indonesia.

Dijelaskan Head of Southeast Asia AWS, Nick Walton, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum ekspansi di suatu wilayah, termasuk Indonesia. 

"Ada berbagai faktor sebelum kami memutuskan untuk ekspansi mulai dari infrastruktur dan kosumen. Beberapa di antaranya berdasarkan besarnya kebutuhan konsumen, persoalan infrastruktur, dan lisensi," ungkap Walton dalam sesi wawancara dengan media Indonesia di konferensi AWS re:Invent 2017, di Las Vegas, Amerika Serikat, Rabu (29/11/2017).

Walton menambahkan, meski bukan perkara mudah melakukan ekspansi ke berbagai negara di dunia, AWS akan berusaha semaksimal mungkin. Hingga saat ini, AWS sendiri belum memiliki kantor di Indonesia.

"Kami berusaha untuk itu (kantor di Indonesia) dan juga ekspansi global lainnya karena ada banyak yang harus kami siapkan. Banyak tempat yang ingin terus kami ekspansi, salah satunya berdasarkan kebutuhan konsumen," tambahnya.

AWS
Suasana ajang AWS re:Invent 2017 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Liputan6.com/ Andina Librianty

Telah Gandeng Beberapa Perusahaan Indonesia

AWS pada kenyataannya berhasil menggaet sejumlah perusahaan besar Indonesia untuk menggunakan layanannya.

Beberapa di antaranya adalah jaringan manajemen hotel asal Indonesia Archipelago International, layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel Traveloka, serta layanan ride-sharing GoJek.

Infrastruktur cloud AWS sendiri saat ini beroperasi di 44 Availability Zones dengan 16 wilayah geografis di seluruh dunia. Wilayah dan Availibility Zones di Asia Pasifik adalah Mumbai, Soul, Singapura, Sydney dan Tokyo.

Akan ada penambahan enam wilayah baru, yaitu Bahrain, Tiongkok, Prancis, Hong Kong, Swedia dan AWS GovCloud kedua di Amerika Serikat (AS). Avaibility Zones terdiri dari satu atau lebih discrete data center.

Anak usaha raksasa e-Commerce Amazon.com ini juga memiliki berbagai layanan termasuk analisis, komputasi, database, tool untuk developer, Internet of Things (IoT), Machine Learning, tool manajemen, mobile, jaringan dan storage. Banyaknya ragam layanan tersebut otomatis menjadikan AWS termasuk penyedia berbagai platform cloud computing on-demand terbesar di dunia.

Masing-masing layanan AWS tersebut memiliki bermacam produk. Misalnya produk terbaru dari layanan Machine Learning adalah kamera video DeepLens, Amazon Comprehend, Amazon Rekognition Video, Amazon SageMaker, Amazon Translate dan Amazon Transcribe, yang dirilis dalam konferensi AWS re:Invent 2017.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya