Liputan6.com, Jakarta - Bicara soal startup, Indonesia ternyata masih kalah jauh jika dibandingkan dengan India. Negara berjuluk "Negeri Bombay" ini mengklaim telah menyumbang startup dalam jumlah besar.
Hingga kini, India telah mencetak 8.000 startup. Total tersebut bahkan menjadikannya sebagai negara terbesar kedua penyumbang startup setelah Amerika Serikat (AS).
Informasi tersebut diungkap Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat di konferensi dan pameran India-ASEAN ICT Expo 2017. Dikatakan Pradeep, India bahkan sekarang mengantongi 10 startup yang berstatus unicorn.
Advertisement
Baca Juga
Dengan pertumbuhan startup semasif itu, Pradeep mengaku pemerintah India kini telah berpihak kepada pelaku startup demi mendorong ekonomi digital di negaranya.
Ia juga mengungkap, pertumbuhan startup yang semakin tinggi ini disebabkan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM), edukasi teknologi, pendidikan, serta penyediaan finansial dan solusi untuk memecahkan permasalahan lokal.
"India kini ada 8.000 startup karena ditunjang beberapa faktor. Ada SDM, kebijakan pemerintah, pendidikan, finansial, dan banyak local problem yang jadi bisa menyajikan solusi," kata Pradeep kepada Tekno Liputan6.com di Ballroom Shangri-La, Kamis (6/11/2017).
Sekadar informasi, Amerika Serikat kini memang menduduki peringkat pertama dengan negara penyumbang startup paling besar di dunia. Jumlahnya kini mencapai 28.611.
Indonesia di Peringkat Keempat
Setelah India yang ada di posisi kedua, ada Inggris yang duduk di peringkat ketiga, menyusul Indonesia di peringkat keempat dan Kanada di peringkat kelima. Untuk Inggris jumlah startup-nya baru mencapai 2.942, Indonesia 1.646, dan Kanada 1.522.
Sebagai informasi, India baru saja menghelat konferensi India-ASEAN ICT Expo 2017. Alasan konferensi diadakan di Jakarta tak lain karena pemerintah India menilai Indonesia sebagai pasar strategis dan potensial bagi India, khususnya dalam industri teknologi dan komunikasi.
India-ASEAN ICT Expo 2017 diklaim akan mempertemukan lebih dari 100 perusahaan India dan kawasan ASEAN. Untuk jumlah pengunjung pameran, penyelenggara menargetkan lebih dari 2.000 pengunjung.
Konferensi ini akan membahas soal pelatihan, regulasi di sektor komunikasi, konvergensi TI dan telekomunikasi, e-Health, e-Government, e-Education, e-Finance, infrastruktur, teknologi baru, standardisasi, pelelangan spektrum dan optimasi, perizinan, hingga penyedia layanan.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Advertisement