Liputan6.com, California - Elon Musk baru-baru ini mengeluarkan pernyataan bahwa ia mendukung Donald Trump. Tenang, jangan kaget dulu.
Miliarder kenamaan ini ternyata 'hanya' mendukung salah satu langkah Trump untuk mengirim astronot Amerika Serikat (AS) agar bisa kembali merengkuh posisinya sebagai salah satu negara paling maju di industri keantariksaan.
Seperti diketahui, Trump pada awal pekan ini telah menandatangani "Space Policy Directive 1" yakni program pengiriman astronot ke permukaan Bulan.
Advertisement
Program ini bukan tidak mungkin bisa membuka 'jalan' bagi para astronot AS agar akhirnya bisa pergi lebih cepat ke planet Mars.
Baca Juga
Musk pun tentu sangat setuju dengan kesepakatan program ini. Bos Tesla dan SpaceX tersebut mengaku kini sudah saatnya manusia harus bisa berupaya lebih dari apa yang sudah dicapai--khususnya dalam misi luar angkasa yang dilakukan astronot sebelumnya.
Dengan demikian, Musk menyarankan ada baiknya Badan Antariksa Amerika Serikat membangun stasiun khusus di Bulan untuk menjadi tempat transit para astronot saat pergi ke Mars.
"Kini sudah waktunya kita melampaui Bumi. Sebaiknya, Bulan itu memiliki stasiun khusus atau pangkalan agar astronot bisa pergi ke Mars lebih cepat," ujar Musk dalam cuitannya di akun Twitter @elonmusk, Jumat (15/12/2017).
Â
Ambisi Besar Musk untuk Mars
Elon Musk sendiri diketahui memang memiliki ambisi besar untuk membangun koloni di Planet Merah. Dalam sebuah wawancara, mantan kekasih aktris Amber Heard tersebut menuturkan bahwa dirinya akan mengumumkan rencana misi ke Mars dalam waktu dekat. Dan, tujuan dari misi itu adalah membawa manusia ke Mars pada 2025.
Musk menuturkan bahwa pergi ke Mars adalah sebuah hal yang krusial. Tak hanya itu, lewat cara ini akan membantu manusia menjadi spesies 'multi-planet'.
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa pilihan pergi ke Mars adalah sebuah keputusan mendasar. Dan hal ini perlu dibuat manusia untuk membuat sebuah peradaban.
Musk sendiri dikenal dengan ide-ide 'gila'-nya. Bahkan, ia dikabarkan sempat mengklaim mampu mengalahkan NASA dalam misi manusia ke Mars. Ia merasa bahwa rencana yang dicanangkan NASA untuk membawa manusia ke Mars pada 2036 terlalu lama.
Tak hanya itu, di tahun lalu, Musk juga sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dalam pernyataannya, ia disebut berencana untuk menjatuhkan bom nuklir di atas langit Mars. Hal itu dilakukan untuk mempercepat perubahan kondisi Mars agar lebih sesuai bagi manusia.
Advertisement
Stasiun Bulan Bakal Dibangun Jepang
Pada kesempatan yang sama, JAXA, Badan Antariksa Jepang, dikabarkan akan menjadi salah satu yang pertama membangun stasiun bulan.
Mereka tengah memasuki tahap negosiasi kerja sama dengan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk sebuah proyek pembangunan stasiun luar angkasa baru di Bulan.
Rencananya, pembangunan stasiun ditujukan untuk mengirim astronot Jepang dan Amerika Serikat ke permukaan Bulan.
Upaya kerja sama ini diklaim JAXA sebagai salah satu langkah Jepang untuk selangkah lebih maju dalam bidang antariksa. Karena itu, JAXA memilih NASA sebagai salah satu Badan Antariksa negara maju untuk mengembangkan proyek ini.
Rencana kemitraan JAXA dan NASA sendiri sudah tertuang dalam laporan pemerintah dan proposal soal peta jalan kebijakan luar angkasa pemerintah Jepang yang sudah direvisi. Proposal dikirimkan ke Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Pengetahuan, dan Teknologi Jepang.
Jika tak ada kendala, proyek pembangunan stasiun Bulan akan berjalan pada akhir 2017. Demikian dikutip Asia Nikkei.
Belum banyak informasi yang bisa diungkap dari proyek pembangunan stasiun Bulan milik JAXA ini. Hanya diketahui, dana yang akan digelontorkan pemerintah Jepang untuk membangun stasiun tersebut tentu akan sangat besar.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: