Facebook Hanya Akan Munculkan Berita Terpercaya di News Feed

Facebook akan menyortir sumber berita dan hanya menampilkan yang dianggap terpercaya oleh para penggunannya.

oleh Andina Librianty diperbarui 21 Jan 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi Facebook
Seorang pengguna smartphone memperlihatkan aplikasi Facebook pada ponselnya (Foto: Reuters/Dado Ruvic)

Liputan6.com, Jakarta - Facebook sedang berbenah untuk membersihkan layanannya dari disinformasi dan informasi bohong (hoax). Salah satu caranya, perusahaan akan mulai menyortir sumber berita dan hanya menampilkan yang dianggap terpercaya oleh para penggunannya.

Facebook pada pekan lalu mengumumkan berubahan besar untuk News Feed, agar lebih fokus menampilkan berbagai konten yang mendorong koneksi bermakna antara para pengguna. Langkah Facebook ini membuat pengguna akan melihat lebih sedikit konten publik termasuk berita, video dan unggahan dari brand.

Langkah terbaru Facebook untuk menyortir berita merupakan bagian kedua dari perubahan News Feed. Facebook ingin memastikan semua berita yang ada di layanannya dapat terpercaya.

"Saya membagikan soal pembaruan terbesar kedua kami tahun ini untuk memastikan berita-berita yang kalian lihat berkualitas tinggi. Saya telah meminta tim produk untuk memastikan, kami memprioritaskan berita-berita yang terpercaya, informatif dan bersifat lokal. Dan kami akan memulainya pada pekan depan," tulis CEO Facebook, Mark Zuckerberg, melalui akun Facebook-nya.

Dilansir Business Insider, Minggu (21/1/2018), penilaian berita tidak akan dilakukan oleh pihak Facebook atau pakar pihak ketiga. Raksasa jejaring sosial itu memilih komunitas Facebook yaitu para pengguna sendiri untuk memutuskan sumber-sumber berita yang mereka anggap terpercaya.

Facebook akan menggelar semacam survei untuk menentukan penilaian terhadap sumber atau media berita. Menurut Head of News Feed Facebook, Adam Mosseri, data yang dihasilkan akan digunakan untuk memberi peringkat pada media.

"Kami menyelidiki sampel yang beragam dan representatif dari orang-orang yang menggunakan Facebook di Amerika Serikat untuk mengukur keakraban dan kepercayaan mereka terhadap berbagai sumber berita. Data ini akan membantu untuk menghasilkan peringkat di News Feed," jelas Mosseri dalam pernyataan resmi Facebook.

Beragam Reaksi

Rencana Facebook untuk memberi peringkat kepada sumber berita, dalam hal ini media, mendapatkan respons cukup baik. Presiden News Media Alliance, David Chavern, menilai "peringkat kepercayaan" tersebut akan membantu mengatasi informasi palsu.

"Kami berpendapat, Facebook harus memberikan prioritas untuk berita-berita dari sumber-sumber terpercaya," kata Chavern seperti dikutip dari Reuters.

(ilustrasi/guim.co.uk)

Editor opini BuzzFeed News, Tom Gara, juga memiliki pendapat serupa. Ia pun berharap media partisan akan mendapatkan peringkat rendah. "Ini berita yang sangat bagus untuk penerbit berita yang tidak dibenci oleh satu pihak atau pihak yang lain," tulis Gara di Twitter.

Di luar respons positif, Business Insider menilai, sistem peringkat Facebook ini juga dapat merugikan media. Misalnya, para pengguna dengan golongan tertentu mungkin saja akan menyebut CNN tidak terpercaya karena lebih menyukai sumber berita yang sesuai dengan paham mereka. Padahal kenyataannya, CNN merupakan sumber informasi yang lebih akurat dibanding pilihan mereka. Singkatnya, Business Insider menilai kategori "terpercaya" Facebook, tidak sama dengan "akurat". 

Berjuang Berantas Disinformasi

Mark Zuckerberg mengatakan bahwa setelah perubahan baru ini, Facebook memperkirakan berita akan menghasilkan sekira empat persen dari total konten yang ada di News Feed, turun dari lima persen yang ada sekarang.

"Ini adalah perubahan besar, tapi berita-berita akan selalu menjadi cara yang penting untuk orang-orang memulai percakapan tentang berbagai topik penting. Pembaruan ini tidak akan mengubah jumlah berita yang kalian lihat, tapi hanya mengubah keseimbangan sumber berita yang dianggap terpercaya oleh komunitas," tulis Zuckerberg.

Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Ia berharap langkah Facebook ini akan membantu masyarakat terbebas dari berbagai informasi bohong dan menyesatkan. Terlebih lagi, dengan banyaknya sensasi, disinformasi dan polarisasi di dunia saat ini, orang-orang bisa dengan cepat menyebarkannya melalui media sosial.

"Jika kita tidak secara khusus menangani masalah ini, kita akan membuatnya lebih kuat. Oleh karena itu, penting bagi Facebook untuk mempromosikan berita berkualitas tinggi agar bisa membangun rasa persamaan," ungkap suami Priscilla Chan tersebut.

(Din/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya