Suka Main Kuis Kepribadian Abal-Abal di Facebook? Ini Risikonya

Pernahkah kamu mendapat hasil-hasil kuis menarik padahal kamu tidak menjawab pertanyaan apapun? Saatnya kamu berhenti melakukannya, karena privasimu jadi taruhan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Mar 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 10:00 WIB
Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu atau kenalanmu suka main kuis trivia di Facebook? Ada baiknya kamu berhenti melakukannya, karena dapat berisiko membahayakan profil pribadimu.

Diketahui, kuis tersebut memiliki metode dengan mengajak pengguna untuk login supaya dapat mendapatkan berbagai jawaban kuis yang menarik untuk pengguna, mulai dari jodoh, rezeki, sampai tujuan wisata, padahal tidak memberikan pertanyaan apapun.

Hal itu tentu mencurigakan, sebab tes kepribadian atau psikologis biasanya menyajikan pertanyaan yang panjang dan komprehensif agar dapat memberi hasil akurat.

Sekarang, mungkin sudah saatnya kamu berhenti menggunakan kuis abal-abal di Facebook. Pasalnya, privasimu bisa jadi taruhan.

Kasus ini dimulai Cambridge Analytica, sebuah perusahaan data asal Inggris yang dituding mengeksploitasi data 50 juta pengguna Facebook yang didapat melalui kuis kepribadian abal-abal.

Dilansir dari Recode, Selasa (20/3/2018), awalnya peneliti Aleksandr Kogan membuat aplikasi "thisisyourdigitallife" yang menyediakan kuis dengan syarat harus login dengan Facebook. 

Ternyata, hal itu menciptakan celah kepada si pembuat kuis untuk melihat sebagian data-data yang dimiliki pengguna di Facebook, seperti identitas dan hal-hal yang kamu like.

Data-data itu dikhawatirkan dipakai untuk kepentingan si pengambil data. Kogan yang seorang akademisi mengaku ke Facebook kalau ia hanya melakukannya untuk tujuan penelitian, tetapi membagikan hasilnya ke Cambridge Analytica.

Facebook sendiri bersikeras kalau pihaknya juga telah dibohongi oleh pembuat aplikasi.

"Si peneliti yang dipertanyakan, Aleksandr Kogan, menarik beberapa ratus ribu individual untuk menggunakan login Facebook ke kuis kepribadiannya pada 2014. Ia berbohong kepada para pengguna dan berbohong pada Facebook perihal apa yang ia gunakan dengan data-data itu," ucap Alex Stamos, Chief Security Officer di Facebook.

Sayangnya, di Indonesia kuis-kuis serupa masih populer, meskipun kualitasnya 'abal-abal' dan mencurigakan.

Bila ada sahabat atau keluarga yang hobi main kuis-kuis tidak jelas di Facebook, coba beritahukan kepada mereka akan risiko yang didapat.

 

 

Facebook Dimintai Penjelasan

Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg (iStockPhoto)

Menghadapi kasus ini, pejabat pemerintah di Amerika dan Eropa menuntut penjelasan dari Facebook.

Sang pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, hingga saat ini belum memberikan respons.

Sebelumnya, Facebook juga sudah dibuat pusing karena dituding digunakan agen Rusia untuk mempengaruhi pengguna Facebook dengan berita palsu.

Facebook menolak tudingan tersebut, tetapi mereka berkomitmen ingin bekerja sama dengan komisi pemilihan di berbagai negara untuk memastikan adanya pemilihan yang jujur tanpa intervensi dari pihak berniat jahat di media sosial.

Cambridge Analytica Dituding Menolong Donald Trump

Gedung Putih (White House)
Gedung Putih (White House)

Isu lain yang meramaikan kasus Cambridge Analytica adalah tudingan bahwa mereka membantu Donald Trump agar menang sebagai presiden.

Kemungkinan tersebut langsung digoreng oleh pihak-pihak yang masih belum move on dari pemilu 2016 lalu.

Kubu Trump sampai saat ini juga masih meladeni silat lidah dari kubu yang menuding Rusia telah membantu kemenangan Donald Trump.

Sampai saat ini, pihak Gedung Putih belum merespons skandal Cambridge Analytica.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya