Liputan6.com, Jakarta - Bila hubungan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) sedang memasuki masa keemasan, lain halnya dengan hubungan raksasa smartphone Apple dan Samsung.
Dilansir Bloomberg, Kamis (17/5/2018), Apple dan Samsung memasuki babak terbaru sengketa hukum mereka di pengadilan San Jose, California, Amerika Serikat (AS).
Sebagai informasi, pada 2011 lalu, Apple menyeret Samsung ke meja hijau karena tuduhan melakukan pelanggaran paten.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kasus itu, Apple berhasil menang dan meminta ganti rugi dari produk Samsung yang terjual pada saat kasus itu terjadi, yakni sebesar US$ 400 juta.
Sementara, Samsung menolak keputusan pengadilan, dan hanya ingin membayar ganti rugi untuk komponen yang patennya dilanggar saja.
Kasus ini akhirnya dibawa Samsung ke meja Mahkamah Konstitusi (MK) AS pada 2016. Para hakim MK memutuskan Samsung boleh berargumen untuk ganti rugi berdasarkan komponen saja.
Selebihnya, MK tidak mengurus perhitungan perkara ganti rugi, dan memerintahkan agar kasus dilimpahkan ke peradilan federal di California.
Menghadapi kasus ini, hakim Lucy Koh dari California menyebut tidak akan mengizinkan Apple dan Samsung menghadirkan barang bukti baru, dan akan tetap fokus pada hasil peradilan sebelumnya.
Ada tiga rancangan paten Apple yang dilanggar Samsung, yaitu bentuk paten perangkat dengan desain persegi panjang, pojok yang melengkung, dan kaca hitam tampak depan di iPhone.
Tiga hal itulah yang harus diputuskan di peradilan, apakah Samsung harus ganti rugi berdasarkan tiga hal itu saja, atau untuk seluruh produk yang mereka jual kala itu.
Samsung Paling Sering Ditiru
Walaupun dituding melanggar paten Apple, ternyata tampilan Samsung juga paling sering ditiru.
Terbukti berdasarkan data platform benchmark, AnTuTu, Samsung dan Apple merupakan merek yang paling banyak ditiru oleh produsen ponsel palsu.
Dilansir Softpedia, data AnTuTu menunjukkan Samsung menjadi merek smartphone dengan produk yang paling banyak ditiru. Sebanyak 36,23 persen smartphone kloning pada 2017 terdiri dari merek Samsung.
Dari segi model ponsel, versi Eropa dari Galaxy S7 Edge memimpin dengan persentase 4,94 persen. Versi Tiongkok untuk model yang sama berada di posisi kedua dengan 2,94 persen. Kloning Samsung Galaxy S7 yang dijual di Eropa berada di posisi ketiga dengan 2,81 persen.
Daftar 10 smartphone yang paling banyak ditiru berdasarkan data AnTuTu pada 2017 adalah Samsung Galaxy S7 Edge (versi Eropa), Galaxy S7 Edge (versi Tiongkok), Galaxy S7 (versi Eropa), Samsung W2016, iPhone 7 Plus, Samsung W2017, OnePlus 3T, Xiaomi Mi 5, Galaxy S7 (versi Amerika Serikat) dan Galaxy S8 Plus (versi Tiongkok).
Advertisement
Samsung Juga Fokus pada Produk Smart Home
Perbedaan utama Samsung dan Apple adalah dari ragam produk yang ditawarkan. Samsung tidak hanya jago di bidang telekomunikasi, tetapi juga bertekad merajai perangkat-perangkat rumah yang pintar (smart appliances).
Dengan memaksimalkan teknologi Internet of Things (IoT), Samsung menghadirkan rangkaian produk-produk inovatif, yaitu kulkas Side by Side, mesin cuci FlexWash, serta penyedot debu Powerbot, dan microwave Healthy Cooking Series.
Seperti perangkat IoT lainnya, penyedot debu dan mesin cuci yang diluncurkan Samsung dapat terkoneksi dengan smartphone untuk pengaturan dan pemantauan.
Dengan begini, pengguna tidak perlu berdiri di dekat perangkat pembersih sepanjang waktu dan dapat mengoptimalkan waktu untuk melakukan hal lain.
"Zaman sekarang, terkoneksi adalah hal yang penting. Kami menunjukan bagaimana IoT dapat semakin mendekatkan produk kami dengan gaya hidup para pembeli," jelas Jae Hoon Kwon, President Samsung Electronics Indonesia.
(Tom/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: