Sistem Pendidikan Malaysia Bakal Lebih Fokus ke Teknologi

Menteri Pendidikan Malaysia terinspirasi dari sistem pendidikan Finlandia agar diterapkan di negerinya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Mei 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2018, 11:00 WIB
[Bintang] Earth Hour: Aksi Gelap-gelapan Selama Satu Jam untuk Melindungi Bumi
Earth Hour: Kuala Lumpur, Malaysia - Petronas Towers. (Foto: BBC.com)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia menegaskan langkahnya untuk fokus pada bidang teknologi, sambil turut menyertakan Bahasa Inggris di sistem pendidikan mereka.

Dilansir Malay Mail, Rabu (30/5/2018), Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik menjabarkan sistem pendidikan yang bertumpu pada teknologi dapat membantu meringankan beban para murid dan guru.

Tidak hanya teknologi dari segi perangkat keras, Maszlee juga menekankan pentingnya melatih berpikir secara kritis ke para peserta didik Malaysia.

"Kami ingin sistem pendidikan dini lebih terfokus pada konsep mengumpulkan informasi, pemikiran kritis, juga mempelajari cara membawa kemanusiaan pada hal-hal itu," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya belajar bahasa asing, dan kemampuan menguasai Bahasa Inggris sudah tidak bisa dikesampingkan.

Pengikutsertaan Bahasa Inggris pada bidang pendidikan diharapkannya dapat mendorong peserta didik dalam merangkul bahasa dan etnis yang berbeda-beda. 

Konsep pendidikan yang ditawarkan Maszlee terinspirasi dari sistem di Finlandia, di mana anak usia dini diberikan bekal kepribadian ketimbang banyak mata pelajaran.

Sang menteri juga menyebut fokus pendidikan yang demikian sudah sesuai dengan aspirasi dari Perdana Menteri terpilih Mahathir Muhammad.

Maszlee Malik sendiri baru saja diangkat menjadi Menteri Pendidikan Malaysia pada Senin (21/5/2018).

Ia lahir dari keluarga Melayu dan Tionghoa, dan sempat menjadi seorang pendidik di Universitas Islam Internasional Malaysia.

Ilmuwan Malaysia Bangun Sistem Prediksi Musim Demam Berdarah

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Seorang ilmuwan berprestasi dari Malaysia menciptakan sistem yang bisa memprediksi menyebarnya demam berdarah, tepat tiga bulan sebelum kedatangannya.

Dilansir The Next Web, sistem yang dibekali kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) ini dapat meneliti ratusan parameter, mulai dari kecepatan angin dan arsitektur atap rumah setempat untuk memprediksi di mana musim demam berdarah akan terjadi.

Sistem bernama AIME (Artificial Intelligence in Medical Epidemiology) dirancang oleh Dhesi Raja dari Institut Penelitian Medis Malaysia. Ia membangun sistem ini bersama Rainier Mallol, yang menjabat sebagai Presiden AIME.

Lewat sistem ini, AIME dapat melihat di mana wabah demam berdarah di suatu tempat akan "menular" ke tempat lain dalam radius 400 meter.

Para dokter di suatu daerah dapat langsung mengirimkan notifikasi saat terjadi demam berdarah, kemudian sistem AIME melakukan pencarian dari 90 database dan 276 variabel yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut.

Dhesi menyebut kehadiran sistem ini diharapkan dapat membantu manajemen pemerintah dalam memprediksi datangnya wabah penyakit.

Malaysia Tawarkan Beasiswa untuk Indonesia

Ilustrasi wisuda
Hentikan 9 kebiasaan di kuliah ini untuk kehidupan yang lebih baik

Pemerintah Kerajaan Malaysia, melalui Kedutaan Besar di Jakarta, mengumumkan dibukanya peluang sebanyak 5000 beasiswa bagi pelajar Indonesia, untuk menempuh pendidikan S1, S2, dan S3.

Program beasiswa tersebut ditawarkan dalam sebuah pameran pendidikan bertajuk 'Ayo Kuliah di Malaysia', yang akan diadakan pada akhri pekan ini, 10 dan 11 Maret 2018, di Kedutaan Besar Kerajaan Malaysia untuk Republik Indonesia di Jakarta.

Pameran pendidikan tersebut diikuti oleh total 29 universitas, yang terdiri dari universitas negeri dan swasta, serta cabang dari penyelengara pendidikan tinggi berskala internasional.

Nantinya, para pengunjung berkesempatan langsung untuk konsultasi dengan masing-masing perwakilan universitas. Bahkan, beberapa institusi pendidikan akan membuka pendaftaran langsung di tempat, sehingga memberi kesempatan lebih besar bagi pelamar untuk meraih beasiswa terkait.

Terdapat dua jenis beasiswa yang ditawarkan dalam program ini, yakni berdasarkan sistem merit dan bersifat parsial.

Beasiswa berasaskan merit memberi peluang potongan biaya kuliah sarjana (S1), mulai dari 80 persen hingga gratis secara penuh. Di sini, pemerintah Malaysia juga akan membantu memilihkan penempatan studi yang sesuai dengan kriteria yang dimiliki oleh pelamar.

Adapun beasiswa parsial, memberikan potongan biaya kuliah mulai dari 10 hingga 50 persen untuk pendidikan pasca sarjana (S2 dan S3), dan penempatan pendidikannya akan ditentukan melalui kesepakatan antara pelamar dan pihak universitas.

Bersamaan dengan digelarnya pameran terkait, turut dihadirkan pula beberapa seminar pendidikan, pelatihan IELTS, serta agenda promosi wisata dan perdagangan Malaysia.

Tidak ketinggalan, berbagai hiburan menarik turut dipersembahkan, seperti hadirnya aneka permainan seru, deretan food trucks, dan kesempatan memenangkan undian berhadiah 2 tiket penerbangan pulang pergi Jakarta ke Kuala Lumpur.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya