Mimpi Rusdi Kirana agar Warga RI Tak Lagi Jadi TKI Ilegal di Malaysia

Rusdi Kirana ingin membangun sekolah vokasional bagi anak-anak WNI yang sebelumnya mengecap pendidikan di Malaysia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Mar 2018, 10:55 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2018, 10:55 WIB
Ilustrasi TKI ilegal.
Ilustrasi TKI ilegal.

Liputan6.com, Sarawak - Sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia sekaligus Pendiri Lion Air, mimpi terbesar Rusdi Kirana adalah menyejahterakan masyarakat Indonesia. Hidup berkecukupan di negara sendiri, tanpa harus mengais rezeki di negeri orang, apalagi menyandang status ilegal.

"Ini masalah kemanusian," ucap Rusdi saat berbincang dengan wartawan di Hotel Pullman Miri, Sarawak, seperti ditulis Jumat (16/3/2018).

Dia mengaku akan mengusulkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau kawasan industri di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia.

"Saya mau usul ke Presiden perbatasan Indonesia dan Malaysia, misalnya Entikong kan ada tanah luas, nah dibangun KEK. Orang Malaysia bisa membangun industrinya di sana," kata Rusdi.

Lebih jauh diungkapkannya, pada umumnya kebun-kebun sawit yang ada di Sarawak, Sabah di Malaysia sangat kekurangan tenaga kerja. Satu kebun luasnya mencapai 35 ribu hektare (ha). Namun sayang, jarak dari kebun ke tempat WNI tinggal kurang lebih sekitar 35 kilometer (km).

"Jadi kenapa tidak bangun KEK atau kawasan industri di sana (perbatasan Indonesia dan Malaysia). Tenaga kerja Indonesia bisa bekerja di sana dan tenaga kerjanya tidak perlu jadi ilegal ke Malaysia," Rusdi menjelaskan.

Dia juga bilang, akan membangun sekolah vokasional bagi anak-anak WNI yang sebelumnya mengecap pendidikan di Malaysia.

"Anak-anak Indonesia yang sekolah di Malaysia dari SD dan SMP akan kita bawa ke Entikong. Karena mereka tidak boleh sekolah SMA di Malaysia. Nah nanti bisa dilatih kejuruan di Entikong atau perbatasan Indonesia dan Malaysia lain," paparnya.

Dari catatanya, Community Learning Center (CLC) untuk SD dan SMP di Sabah ada 227 CLC dengan jumlah murid 1.000 orang, di Sarawak targetnya 50 CLC pada Juni ini. Namun setelah lulus SMP, akan masuk ke sekolah vokasional.

"Yang sudah siap lulusan SMP di Kinabalu, Sabah. Vokasional itu kita akan bangun di Mei ini, jadi SMP plus, dia belajar mekanik, kuliner, sehingga saat lulus bisa bekerja. Setahun bisa punya keahlian," terangnya.

 

Anggaran dan Edukasi

TKI Ilegal
Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) 4 TNI AL Lanal Batam berhasil menggagalkan penyelundupan 50 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Rusdi mengaku sudah ada anggaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp 28 miliar untuk membangun sekolah kejuruan di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

"Saya sudah dapat uang dari Pak Muhadjir Rp 28 miliar untuk bangun sekolah vokasional. Jadi kita akan bangun sekolah dan KEK. Pengusaha Malaysia bisa investasi di sana (KEK perbatasan)," tutur Orang Terkaya versi Forbes untuk periode 2017 itu.

Tugas penting lainnya, diakui Rusdi berusaha mengedukasi kepada para orangtua untuk memberi restu anak-anaknya untuk sekolah vokasional. Kemendikbud juga sudah memberi buku sekitar 20 koli.

"Kita edukasi ke orangtuanya, karena kadang-kadang ada orangtua yang enggak mau anaknya sekolah. Diedukasi, jangan biarkan anak kalian nasibnya sama seperti kalian. Itu yang mau saya sampaikan," pungkas mantan Anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya