Liputan6.com, Jakarta - Seakan tak mau kalah dari Google, Microsoft baru-baru ini ikut memperlihatkan kemampuan kecerdasan buatan besutannya. Dalam sebuah ajang kecerdasan buatan di London, CEO Microsoft Satya Nadella menunjukkan chatbot sosial besutan perusahaan bernama Xiaoice.
Nadella menuturkan, Xiaoice sudah menjalani uji coba di Tiongkok sejak beberapa waktu lalu. Ia mengungkap chatbot ini sudah memiliki 500 juta teman dan lebih dari 16 kanal pengguna Tiongkok yang berinteraksi melalui sejumlah aplikasi chatting kenamaan.
Sejak pertama kali diperkenalkan, Microsoft memang sudah menjadikan Xiaoice sebagai bot yang ramah. Bahkan, Xiaoice--yang berarti Bing kecil dalam bahasa Mandarin--dibuat sebegitu meyakinkan sebagai teman atau seorang manusia.
Advertisement
Baca Juga
"Xiaoice memiliki acara TV sendiri, ia menulis puisi, dan melakukan banyak hal menarik. Chatbot ini sudah seperti selebritas," tutur Nadella seperti dikutip dari The Verge, Jumat (25/5/2018). Kemampuan chatbot ini pun terus ditingkatkan.
Sebelumnya, interaksi Xiaoice kebanyakan berupa percakapan teks. Namun, dalam perkembangan terbaru, interaksi ini dapat dilakukan melalui suara. Bahkan, chatbot ini bisa membuat interaksi yang lebih hidup.
"Salah satu hal yang kami mulai awal tahun ini adalah membuat percakapan full duplex," tutur Nadella. Maksudnya, Xiaoice dapat membuat sebuah percakapan mewakili pengguna. Setelah itu, chatbot ini akan menghubungkan percakapan tersebut ke pengguna yang dimaksud.
Tak hanya itu, suara dari Xiaoice diakui sangat bagus. Menurut salah seorang penutur bahasa Mandarin, bahasa yang diucapkan oleh chatbot ini sangat jelas dan disebut memiliki suara layaknya pembaca berita.
Sayangnya, hingga saat ini, Microsoft masih membatasi uji coba Xiaoice di Tiongkok. Akan tetapi, bukan tak mungkin, dengan peningkatan kemampuan yang dilakukan, chatbot ini akan diboyong ke pasar Amerika Serikat.
Microsoft Perkenalkan Kecerdasan Buatan Remaja Bernama Tay
Microsoft memang dikenal sebagai perusahaan yang cukup menaruh perhatian besar pada kecerdasan buatan dan chatbot. Pada 2016, perusahaan memperkenalkan chatbot ini seorang gadis remaja.
Kehadiran Tay ditujukan agar Microsoft dapat mengetahui pembicaraan apa saja yang paling sering dibicarakan generasi millenial.
Dikabarkan, saat terhubung dengan Tay melalui salah satu platform tersebut, Anda dapat mengubah pesan-pesan, selfie, dan juga bermain berbagai jenis gim.
Selain itu, tim riset Microsoft juga berharap dapat menggunakan Tay untuk memahami bagaimana manusia saling berkomunikasi.
"Tay dikembangkan melalui data publik yang relevan dengan menggunakan kecerdasan buatan oleh tim pengembang," kata Microsoft dalam laman website Tay.
Selama chat berlangsung, Tay memang tidak terlihat sangat cerdas. Microsoft menyebut, pihaknya terus mengembangkan Tay sejalan dengan interaksi yang dilakukan manusia dengannya.
Tay sendiri disebut memiliki kepribadian yang kuat. Ia dapat merespons pertanyaan dan tidak malu mengungkapkan pendapatnya.
Perusahaan menyebutkan, chatbot itu dirancang untuk pengguna internet berusia 18 hingga 24 tahun. Data yang dikumpulkan oleh Tay akan digunakan untuk keperluan riset pemahaman mengenai percakapan.
Advertisement
Zo, Chatbot Pintar Terbaru Buatan Microsoft
Sayangnya, belum 24 jam sejak perusahaan meluncurkan Tay, chatbot ini sudah membuat "kekacauan" di Twitter. Kicauan Tay dilaporkan bernada rasis dan seksisme. Tanpa berpikir panjang, Microsoft pun langsung menonaktifkan Tay.
Perusahaan yang didirikan Bill Gates itu menghapus setidaknya 96.000 kicauan yang diunggah Tay. Sayangnya, dunia maya telah melihat kata-kata tak senonoh ini dan akan sulit menghapus tragedi tersebut.
Tak puas dengan Tay, kini Microsoft kembali membesut chatbot terbaru dengan konsep yang sama, yaitu Zo. Bedanya, Zo hanya bisa digunakan di aplikasi pesan instan Kik.
Saat pertama kali diperkenalkan pada 2016, Zo disebut dapat digunakan secara cross platform di masa mendatang, seperti Twitter, Facebook Messenger dan Snapchat.
Untuk memastikan Zo dapat berfungsi lebih baik, Microsoft akan melakukan uji coba intensif sebelum akhirnya Zo bisa diluncurkan. Sama halnya dengan Tay, Zo sepertinya juga diciptakan untuk para pengguna yang berasal dari generasi millenials.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: