Liputan6.com, Beijing - Ketika Xiaomi merilis Redmi 6AÂ sekitar satu bulan yang lalu, smartphone ini hanya hadir dengan RAM 2GB dan memori internal 16GB.
Namun kini, Xiaomi memberikan kapasitas yang lebih besar untuk Redmi 6A.
Dilansir GSM Arena, Selasa (10/7/2018), Xiaomi dilaporkan menghadirkan Redmi 6A dengan opsi RAM 3GB dan memori internal 32GB mulai hari ini. Varian baru tersebut tentu lebih mahal daripada sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Xiaomi diketahui membanderol Redmi 6A varian 2GB/16GB US$ 95, sedangkan 3GB/32GB sedikit lebih mahal dengan harga US$ 105. Harga jual Redmi 6A lebih murah dibandingkan Redmi 6 US$ 125.
Redmi 6A varian 3GB/32GB telah ada di ritel online JD.COM di Tiongkok dan sudah bisa dipesan. Varian baru itu hanya hadir balutan warna emas.
Terlepas dari produknya, Xiaomi kembali memiliki pencapaian baru. Perusahaan asal Tiongkok ini baru saja mencantumkan saham perdananya di Bursa Saham Hong Kong pada Senin (9/7/2018).
Nilai valuasi Xiaomi tembus USD 54,3 miliar atau setara Rp 776 triliun dengan harga per lembar saham 17 HKD atau berkisar Rp 30 ribu.
Usai IPO, Xiaomi Siap Geber Berbagai Pasar
Usai resmi menjadi perusahaan publik, Xiaomi telah memiliki serangkaian rencana yang akan direalisasikannya. Hal ini diungkapkan oleh Chief Financial Officer (CFO) Xiaomi, Shou Zi Chew.
Salah satu rencananya adalah mengalokasikan modal untuk masuk ke pasar internasional.
"30 persen modal kami masih akan fokus di RND dan terus membuat produk inovatif. 30 persen fokus mengembangkan IoT dan ini tidak hanya smart hardware, tetapi juga fokus sebagai perusahaan internet, 30 persen lagi untuk fokus ke ekspansi internasional, dan sisanya general," kata Shou di hadapan media di Hong Kong, Senin (9/7/2018).
Hadir dalam kesempatan yang sama, Senior Vice President Xiaomi, Wang Xiang, mengatakan saat ini perusahan sudah melebarkan sayap di 74 negara dan akan terus melanjutkan langkah ini. Sejak November lalu, katanya, Xiaomi telah menjejaki pasar Eropa Barat seperti Spanyol, Prancis, dan Italia.
Xiaomi pun akan masuk ke lebih banyak negara Eropa Barat lainnya dan juga Amerika Latin. "Sudah banyak yang bertanya kapan Xiaomi masuk ke Amerika Latin, dan modal tersebut akan digunakan untuk masuk ke negara-negara lain (di Eropa) dalam beberapa waktu ke depan. Kami juga ingin lebih banyak masuk ke negara-negara lain di Eropa," tutur Xiang.
Menurutnya, Xiaomi terus bekerja keras untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk masuk ke negara-negara lainnya. "Butuh lebih banyak waktu dan tenaga untuk bisa masuk ke negara baru, tapi kami bisa melihat sesegera mungkin Xiaomi masuk ke pasar Eropa Barat," ujar Xiang.
Advertisement
Bakal Sambangi Amerika Serikat
Selain Eropa, beberapa waktu lalu Xiaomi juga dilaporkan akan mulai memasarkan smartphone ke Amerika Serikat. Rencana ini kembali dibahas oleh Xiang.
"Kami sangat excited ingin masuk ke pasar Amerika Serikat, tetapi untuk smartphone karena perbedaan spesifikasi spektrum, saat ini kami harus bekerja keras terlebih dahulu untuk memenuhi hal tersebut," katanya.
Meski demikian, sebenarnya nama Xiaomi telah dikenal oleh sejumlah konsumen di Negeri Paman Sam. Hal ini karena Xiaomi juga telah menjual berbagai perangkat IoT di negara tersebut
"Kami sekarang sudah ada di pasar Amerika Serikat untuk produk ekosistem dan bermitra dengan Amazon serta Wallmart. Kami sudah mulai jualan di sana dari tahun lalu," ujar Xiang.
CEO Xiaomi, Lei Jun, melalui suratnya kepada internal perusahaan mengatakan bahwa setelah IPO, perusahaan akan menambah kategori produknya. Ia menyebutkan, potensi nilai produk Xiaomi di pasar-pasar yang belum disambangi mencapai 100 miliar Yuan atau setara Rp 216 triliun.
Pasar smartphone di luar Tiongkok merupakan hal penting bagi Xiaomi. Hal ini disebabkan kontribusi bisnis internasional Xiaomi per kuartal I 2018 mencapai 36 persen dari total pendapatan perusahaan.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: