Hacker Jual Dokumen Drone Angkatan Udara AS di Dark Web

Hacker menjual sejumlah dokumen manual drone milik angkatan udara Amerika Serikat di dark web.

oleh Yuslianson diperbarui 12 Jul 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2018, 10:00 WIB
Hacker
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Entah menjual nomor telepon, paspor, dan informasi identitas pribadi di dark web, ada saja kelakuan hacker mendapatkan uang dengan cepat.

Baru-baru ini, seorang hacker kedapatan menjual buku panduan perawatan pesawat drone yang digunakan oleh Angkatan Udara milik Amerika Serikat.

Dilansir The Verge, Rabu (11/7/2018), perusahaan teknologi internet yang bernama Recorded Future mendapati seseorang berusaha menjual dokumen militer di dark web.

Sebagai bukti peretasan dan dokumen yang dijual asli, hacker tersebut mempublikasikan tangkapan layar dari apa yang ia dapat ke forum peretasan.

Melalui penyelidikan selama berminggu-minggu, analis menentukan bahwa dokumen yang dijual itu adalah asli.

Diketahui, pelaku mampu mendapatkan dokumen tersebut melalui celah keamanan FTP di router Netgear yang terpasang di pangkalan udara Creech.

Pada 2016, peneliti keamanan siber menemukan kerentanan serupa pada router Netgear yang dapat diakses hacker dari jarak jaur (remote).

 

Metode Hacker Curi Dokumen Rahasia

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Setelah berhasil mendapatkan akses ke router, hacker dapat menyusup ke komputer milik kapten dan mencuri cache dokumen sensitif.

Saat masuk, mereka mengambil buku manual pemeliharaan pesawat drone dan daftar penerbangan pilot yang ditugaskan ke unit drone Reaper di pangkalan.

"Meskipun buku-buku semacam itu tidak diklasifikasikan sebagai materi rahasia, di tangan yang salah berpotensi membocorkan informasi salah satu pesawat paling canggih ke musuh," kata Recorded Future.

Selain dokumen Reaper, hacker ini juga mencuri sejumlah dokumen militer lain yang tampaknya berasal dari pejabat Angkatan Darat AS atau Pentagon.

Dokumen itu termasuk lebih dari lusinan manual latihan dan beberapa takti peleton tank.

Hingga saat ini, pihak militer masih belum menentukan sejauh mana aksi peretasan tersebut terjadi. Mereka berjanji akan menyelidiki serangan itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya