Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, secara mengejutkan dua pendiri Instagram Kevin Systrom beserta Mike Krieger mengundurkan diri dari Facebook.
Systrom dan Krieger menyebut, keduanya memutuskan mundur untuk terus berkreativitas membangun hal baru yang dibutuhkan oleh banyak orang.
Belakangan, justru beredar kabar bahwa hengkangnya duo pendiri Instagram ini lantaran adanya gesekan dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg terkait bagaimana Instagram dijalankan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Recode, Jumat (28/9/2018) jika ditelisik lebih jauh ke belakang, pendiri WhatsApp Jan Koum juga hengkang dari jejaring sosial terbesar di dunia. Ya, baik Instagram dan WhatsApp sama-sama perusahaan yang diakuisisi oleh Facebook.
Pada 2014, co-Founder WhatsApp Brian Acton menjual WhatsApp ke Facebook dengan nilai US$ 19 miliar. Sementara, Instagram dibeli oleh Facebook pada 2012 dengan nilai akuisisi US$ 1 miliar.
Terbaru dalam wawancara dengan Forbes, Acton menyatakan penyesalannya karena menjual WhatsApp pada Zuckerberg.
Menurutnya, Zuckerberg telah memaksa WhatsApp untuk ikut terjun ke bisnis periklanan. Sebuah hal yang awalnya tidak diinginkan oleh Acton untuk ada di aplikasinya.
"Saya menjual privasi pengguna untuk keuntungan yang besar. Saya membuat pilihan dan kompromi dan harus hidup dengan itu (penyesalan) setiap hari," kata Acton.
Paling Sukses Akuisisi Startup?
Dari hal ini, ada anggapan bahwa Facebook yang merupakan salah satu perusahaan paling sukses di dunia, bukanlah tempat yang baik untuk menjual startup.
Padahal, sebelumnya, banyak yang menyebut kalau reputasi Facebook sebagai pengakuisisi sangatlah luar biasa.
Apalagi, jika perusahaan yang diakuisisi sangat luar biasa seperti Instagram dan WhatsApp, dan para pendirinya malah harus mendapatkan 'paksaan' dari Zuckerberg.
Memang, tidak ada yang mengharapkan pendiri untuk tinggal di perusahaan induk baru untuk selamanya.
Namun baik Systrom, Krieger, dan Koum memang tinggal lebih lama di Facebook dari kebanyakan pendiri perusahaan lain yang diakuisisi Facebook.
Sebelumnya, pendiri Oculus Palmer Luckey juga meninggalkan Facebook. Parahnya, kepergian Luckey dari Facebook kabarnya juga diwarnai dengan drama.
Advertisement
Pembelaan Eksekutif Facebook
Vice President of Messaging Facebook David Marcus pun menjawab pernyataan acton pada Forbes. Sebagai orang dalam Facebook, tentu posisi Marcus adalah membela perusahaan.
Tidak cukup di situ, Marcus juga menantang karakteristik Acton terkait bagaimana rasanya bekerja dengan Zuckerberg.
"Hari ini Forbes mempublikasikan wawancara dengan Brian Acton yang memberi pernyataan, renungan peristiwa yang sangat berbeda dari kenyataan yang saya saksikan langsung," kata Marcus.
Marcus membela Zuck--sapaan karib Zuckerberg--yang menurutnya sangat memberi otonomi pada anak buahnya dibandingkan dengan perusahaan teknologi besar lainnya.
Marcus mencontohkan, Zuckerberg kerap membela upaya WhatsApp terkait enkripsi. Marcus juga mengkritik Acton karena bersifat pasif-agresif.
"Saya menemukan, orang menyerang perusahaan dan orang lain yang menjadikan Anda miliarder dan sampai ke tingkat yang belum pernah digapai, mengakomodasi Anda selama bertahun-tahun. Itu sangat rendah, benar-benar standar kelas bawah," kata Marcus menanggapi pernyataan Acton di media.
Marcus menyebut, tidak ada satupun di Facebook yang memintanya menanggapi Acton. Tentu hal tersebut adalah bagian dari loyalitasnya bekerja di Facebook. Namun, tanggapan ini justru menambah tanggapan bahwa Facebook adalah pengakuisisi yang buruk.
Anggapan bahwa Facebook bakal menghancurkan perusahaan yang diakuisisinya sejauh ini belum terjadi. Namun, hal ini juga membuat Marcus merasa berang.
Nyatanya, kedua aplikasi yakni Instagram dan Whatsapp masih memiliki lebih dari semiliar pengguna aktif di seluruh dunia. Bahkan, gara-gara akuisisi pula, kini para pendiri entah Instagram atau WhatsApp menjadi miliarder.
"Menghubungkan orang adalah misi Facebook dan dampak buruknya jauh lebih sedikit dibandingkan dampak baiknya," tutur Marcus.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: