Bunuh Penumpang, Sopir Taksi Online di Tiongkok Terima Vonis Hukuman Mati

Pengadilan Tiongkok memutuskan untuk memberi hukuman mati kepada seorang sopir taksi online Didi Chuxing.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 03 Feb 2019, 12:11 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2019, 12:11 WIB
Aplikasi Didi Chuxing
Aplikasi Didi Chuxing. Dok: Didi Chuxing

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tiongkok memutuskan untuk memberi hukuman mati kepada seorang sopir taksi online Didi Chuxing. Pasalnya, pengemudi taksi online itu telah melakukan tindak kriminal berupa pemerkosaan dan pembunuhan terhadap penumpang perempuan.

Kejadian tersebut berlangsung Agustus tahun lalu, si terdakwa sendiri saat ini telah telah diberhentikan dari pekerjaannya sebagai pengemudi.

Kejahatan itu membuat masyarakat dan pemerintah Tiongkok mengkritisi Didi sebagai penyedia layanan taksi online. Perusahaan pun akhirnya melakukan perombakan keamanan di sistem mereka.

Mengutip laman Reuters, Minggu (3/2/2019), pengadilan kota pantai tumur Wenzhou mengumumkan hukuman mati bagi pelaku bernama Zhong Yuan (28 tahun).

"Kejahatan yang dilakukan sangatlah jahat dan akibat yang ditimbulkan dari kejahatan itu sangatlah serius," kata pengadilan.

Perusahaan pun langsung menangguhkan kemitraan Zhong Yuan sebagai mitra pengemudi pada layanan Didi Hitch setelah kejadian. Didi juga berjanji untuk memberikan penekanan lebih besar pada aspek keselamatan, termasuk aturan ketat bagi para pengemudi yang akan menjemput penumpang di malam hari.

Juru bicara Didi menyebut, perusahaan tidak memberikan komentar apapun terkait hasil putusan pengadilan.

Sekadar informasi, Didi merupakan penyedia layanan pemesanan taksi online yang mendapatkan suntikan dana dari Uber Technologies, Apple, dan Grup SoftBank Jepang.

Sebuah laman berita lokal menyebut, Didi melakukan pemotongan 20 persen jumlah pegawai di beberapa departemen. Meski begitu, Didi berencana untuk merekrut lebih banyak engineer yang berpengalaman dalam keselamatan dan keterlibatan pengemudi.

Layanan Didi Chuxing Sempat Dihapus Massal

Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​

Sebelumnya, Agustus lalu, ribuan pengguna aplikasi taksi online Tiongkok menghapus aplikasi taksi online paling populer di negara tersebut, yakni Didi Chuxing.

Hal ini dilakukan setelah dua penumpang perempuan menjadi korban pembunuhan yang dilakukan pengemudi taksi online Didi Chuxing.

Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Bloomberg, Selasa (28/8/2018), Didi Chuxing telah menjadi bulan-bulanan warganet, pemerintah, dan media setelah kasus pemerkosaan dan pembunuhan penumpang perempuan oleh seorang pengemudi.

Parahnya, salah satu pelaku sebelumnya sudah mendapatkan banyak keluhan dari penumpang perempuan.

Didi Chuxing Minta Maaf

Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​
Ilustrasi Foto Taksi Online (iStockphoto) ​

Dalam pernyataannya, perusahaan taksi online terkemuka Tiongkok ini pun memohon maaf atas kasus tersebut. Selain itu, dua petinggi di Didi Chuxing juga ditangguhkan dari jabatannya.

Pembunuhan penumpang perempuan ini terjadi dua kali dalam tiga bulan. Sebelumnya pada bulan Mei, seorang pramugari diduga dibunuh pengemudi.

Saat itu, sudah banyak warganet yang menyerukan untuk menghapus aplikasi Didi Chuxing dari smartphone mereka.

Seorang artis Tiongkok, Wang Xiaochen, yang punya 9 juta pengikut di jejaring sosial Weibo mengunggah screenshot dirinya telah menghapus aplikasi itu.

Dia menuliskan keterangan "goodbye". Unggahan itu langsung mendapatkan 285 ribu tanda likes dan lebih dari 40 ribu komentar.

Dalam komentar, warganet mengatakan, telah melakukan hal serupa. Tidak sedikit juga warganet yang mencuitkan keluhan tentang prosedur keselamatan Didi Chuxing yang dianggap tidak layak.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya