Asosiasi GSMA Bahas Kemungkinan Huawei Keluar dari Pasar Utama

GSMA mengusulkan anggotanya untuk membahas kemungkinan Huawei "dikeluarkan" dari pasar-pasar utama.

oleh Andina Librianty diperbarui 06 Feb 2019, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2019, 10:30 WIB
Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi industri komunikasi mobile, Global System for Mobile Communications Association (GSMA), mengusulkan anggotanya untuk membahas kemungkinan Huawei "dikeluarkan" dari pasar-pasar utama. Pasalnya, jika hal itu sampai terjadi dikhawatirkan akan membuat bisnis operator terhambat.

Dikutip Reuters, Rabu (6/2/2019), Direktur Jenderal GSMA, Mats Granryd, telah mengirimkan pesan kepada para anggota GSMA berisi usulan memasukkan pembahasan tentang Huawei ke dalam agenda pertemuan dewan berikutnya. Informasi ini berasal dari juru bicara GSMA.

Pertemuan akan diadakan pada akhir Februari 2019 di sela-sela acara Mobile World Congress (MWC), di Barcelona, Spanyol.

"Untuk saat ini, masih menunggu konfirmasi," kata juru bicara tersebut.

Huawei merupakan salah satu vendor jaringan yang mengembangkan teknologi 5G. Beberapa negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Australia, telah membatasi Huawei mengembangkan teknologi tersebut. Hal ini disebabkan kekhawatiran peralatan jaringannya berisi "back door" untuk melakukan spionase.

Selain itu, sejumlah negara juga mengkhawatirkan Undang-Undang Intelijen Nasional Tiongkok, yang mengharuskan perusahaan dan masyarakatnya untuk berkolaborasi dalam upaya spionase.

Adapun pembahasan soal Huawei oleh GSMA bukan tanpa alasan. Pasalnya, banyak operator mengandalkan Huawei untuk membangun jaringan 5G.

Jika Komisi Eropa sampai menetapkan larangan de facto terhadap peralatan jaringan 5G Huawei, maka akan menjadi kemunduran besar bagi Eropa untuk bisa kompetitif dalam industri komunikasi.

Hal ini juga akan berdampak pada implikasi teknologi tersebut terhadap pabrik-pabrik yang terkoneksi internet, mobil otonomos, dan teknologi medis. Komisi Eropa sedang mempertimbangkan hal tersebut.

Perusahaan telekomunikasi terbesar di Eropa, Deutsche Telekom, mengatakan bahwa memblokir produk Huawei dari jaringannya yang ada sekarang, maka dapat menunda rencana perusahaan untuk meluncurkan layanan baru selama dua hingga tiga tahun.

Komisi Eropa Pertimbangkan Pemblokiran Produk Jaringan 5G Huawei

Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Tudingan sebagai mata-mata pemerintah Tiongkok membuat bisnis Huawei terkendala di beberapa negara.

Kali ini, perusahaan juga terancam tidak akan bisa menjual peralatan jaringan 5G di wilayah Eropa.

Sejumlah sumber di Brussel, Belgia, mengatakan bahwa Komisi Eropa sedang mempertimbangkan pemblokiran secara de facto terhadap peralatan teknologi 5G Huawei untuk jaringan seluler di Uni Eropa. Pertimbangan ini dilakukan berdasarkan masalah keamanan.

Kekhawatiran terhadap isu keamanan ini sudah ditunjukkan oleh Eropa sejak beberapa waktu lalu. Vice President Komisi Eropa, Andrus Ansip, pada tahun lalu mengatakan bahwa Uni Eropa harus mengawatirkan soal Huawei dan perusahaan-perusahaan Tiongkok lain terkait risiko terhadap industri dan keamanan.

"Apakah kita harus mengkhawatirkan tentang Huawei atau perusahaan-perusahaan Tiongkok lain? Ya, saya pikir kita harus khawatir soal mereka," ungkap Ansip di Brussel, sehari setelah pimpinan keuangan Huawei, Meng Wanzhou, ditangkap di Kanada.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya