MMA Prediksi Tren Iklan Mobile di Indonesia Semakin Meningkat

Semakin tinggi jumlah pengguna smartphone di Indonesia, Mobile Marketing Association (MMA) memaparkan tren pemasaran di perangkat mobile pada tahun 2019.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Feb 2019, 16:04 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2019, 16:04 WIB
MMA 2019
Program Director MMA APAC, Azalea Aina, memaparkan soal tren iklan mobile di Indonesia pada 2019 ini. (Liputan6.com/ Agustin S. Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Mobile Marketing Association (MMA) Indonesia memaparkan tren pemasaran di perangkat mobile pada tahun 2019 ini. Hal ini tidak lepas dari jumlah pengguna smartphone di Indonesia yang terus meningkat.

Dalam paparan data tersebut, terungkap orang Indonesia paling banyak mengakses internet melalui perangkat seluler. Sisanya, mengakses menggunakan PC.

Dipaparkan oleh Program Director MMA APAC, Azalea Aina, 97 persen orang Indonesia mengakses internet dari smartphone, di mana 89 persennya mengakses dari perangkat Android, padahal di global yang mengakses internet dari Android hanya 72 persen.

Selain itu, waktu akses atau time spent orang Indonesia di perangkat mobile bisa mencapai 4 jam per harinya, lebih dari rata-rata pengguna global yang hanya mengakses smartphone 3 jam per hari.

"Dengan penggunaan smartphone per hari yang melebihi rata-rata pengguna global ini, konsumsi digital pengguna di Indonesia sangat besar dari tahun ke tahun. Akses konten digital melalui tablet dan PC turun sejak 2016 hingga saat ini," kata Azalea di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Selain itu, maraknya penggunaan layar kedua (dalam hal ini smartphone) saat pengguna sedang menonton televisi juga mempengaruhi naiknya konsumsi digital. Maka tak heran jika potensi marketing melalui iklan di perangkat mobile ikut meningkat.

 

Tren Pemasaran Melalui Perangkat Seluler di 2019?

Ilustrasi pengguna smartphone. (Sumber Foto: Pexels)

Lantas, apa saja tren pemasaran melalui perangkat seluler di 2019? Kata Azalea, pembayaran seluler di Tanah Air bakal menjadi era baru.

Dia menyebut, maraknya pembayaran melalui aplikasi di perangkat mobile bisa dijadikan peluang bagi advertiser untuk mengiklankan produknya.

Saat ini, menurut Azalea, metode pembayaran dengan Gopay, OVO, DANA, hingga TCash yang kini berubah nama jadi LinkAja bisa ikut dimanfaatkan.

Tren selanjutnya adalah konsumsi terhadap video vertikal. Azalea menyebut, konsumsi video tumbuh signifikan pada 2018. Menurut data Telkomsel, ada peningkatan 59 persen dalam penggunaan data di jaringan mereka untuk menonton video dengan jumlah penonton video di jaringannya sebanyak 62 juta user.

"Karena banyaknya pengguna yang akan menikmati konsumsi video dalam beberapa tahun ke depan, Telkomsel menyiapkan kapasitas data 120 Petabyte di tahun 2020 untuk melayani 80 juta penonton video," tutur Azalea.

Namun demikian, format video yang dinikmati pengguna pun makin beragam, salah satunya adalah format vertikal.

"Sekarang video viewing berubah dari horizontal ke vertikal, dan ini didrive oleh Instagam dan TikTok. Implikasinya, advertiser pun harus menyesuaikan konten-konten iklannya agar selaras dengan tren konsumsi video," kata Azalea.

Di MMA, kata Azalea, mereka mengingatkan agar brand membuat iklan video yang formatnya vertikal.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya