Ilmuwan Klaim Oumuamua Bukan Objek Alien

Nama Oumuamua diambil dari bahasa Hawaii, yang berarti utusan yang datang dari masa lalu yang jauh.

oleh Jeko I. R. diperbarui 14 Mar 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 07:30 WIB
Asteroid ʻOumuamua
Kesan seorang seniman yang dirilis oleh European Space Agency menunjukkan objek antar bintang pertama yang ditemukan di Tata Surya, 'Oumuamua. (Sumber: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Oumuamua adalah salah satu objek luar angkasa yang menarik perhatian ilmuwan.

Oumuamua adalah nama yang diberikan ahli perbintangan untuk sebuah asteroid raksasa berbentuk aneh yang diduga berusia ratusan juta tahun.

Nama Oumuamua diambil dari bahasa Hawaii, yang berarti utusan yang datang dari masa lalu yang jauh.

Oumuamua sendiri diyakini sebagai objek asing yang bahkan memberikan tanda-tanda kehidupan alien.

Namun, ilmuwan dari universitas Yale dan Caltech mengklaim kalau Oumuamua bukan objek yang berhubungan dengan makhluk ekstraterestrial, melainkan hanya sebuah komet biasa.

"Oumuamua ini merupakan komet yang disebabkan gas dari panas Matahari. Ini merupakan sesuatu yang normal terjadi pada komet," ujar Darryl Seligman, pimpinan ilmuwan Yale sebagaimana dikutip dari Mirror, Kamis (14/3/2019).

Namun demikian, panas gas yang ada di komet biasanya memberikannya sebuah 'ekor'. Hal tersebut, justru tidak berlaku dengan Oumuamua dan membedakannya dengan komet lain.

"Gas ini justru hanya berkutat di permukaan komet, mengikuti panas dan jejak arah ke Matahari," lanjutnya.

 

Sempat Diduga Objek Mata-Mata Alien?

Asteroid
Ilustrasi Oumuamua, asteroid yang berasal dari 'dunia lain'. (Foto: ESO/M. KORNMESSER)

Oumuamua kembali melewati Bumi pada Oktober 2018. Setelah diteliti, objek tersebut ternyata adalah asteroid yang berasal dari Deep Space atau galaksi kuat yang tak diketahui keberadaannya.

Sayang, minimnya referensi dan pengetahuan terkait Oumuamua menjadi kendala bagi NASA untuk mengetahui karakteristik asteroid itu.

Namun masalah ini tampaknya tak terlalu berarti besar bagi Yuri Milner. Pasalnya, miliarder asal Rusia tersebut baru-baru ini meneliti terkait kemungkinan asal muasal Oumuamua lebih mendalam.

Pria yang memimpin program penelitian "Breakthrough Listen" tersebut baru saja bertemu dengan Avi Loeb, Kepala Departemen Astronomi di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Pertemuan keduanya ternyata membahas terkait penelitian Oumuamua lebih lanjut.

Loeb mengungkap pihaknya butuh waktu untuk mempelajari bentuk Oumuamua. Namun saat ia mempelajari asteroid tersebut, dirinya mengaku Oumuamua memang tidak memiliki bentuk normal seperti asteroid pada umumnya.

"Tampilannya tidak biasa. Jika memang ia berasal dari galaksi lain, apakah mungkin ini merupakan artefak milik makhluk ekstraterestrial? Atau sebuah 'pesawat' yang mereka kirim secara rahasia?," ungkap Loeb sebagaimana dikutip dari Mirror, Senin (12/11/2018).

Berasal dari Gugusan Bintang Vega

Galaksi Baru
Galaksi baru ditemukan di sepetak kecil langit oleh para astronom. Galaksi spiral M106 ditumpangkan dengan data LOFAR (kuning). (Cyril Tasse / Observatorium Paris / LOFAR)

Menurut analisis NASA, secara spesifik mungkin bisa saja komet ini 'melarikan diri' dari galaksi lain. Galaksi yang berbeda alam dengan manusia.

"Jika observasi berikutnya benar-benar memberikan konfirmasi asteroid ini memiliki sifat alami yang aneh, berarti ia benar-benar objek interstellar, asteroid yang berasal dari alam lain," tulis NASA dalam keterangan resminya.

Menurut NASA, asteroid ini mungkin berasal dari gugusan bintang Vega yang lokasinya sekitar 25 tahun cahaya dari Matahari.

Dalam kecepatannya, komet membutuhkan waktu sekitar 1,7 juta tahun untuk bisa berpindah dari Vega ke Matahari.

Jika demikian, asteroid ini telah terbang begitu lama di ruang hampa udara selama 1,7 juta tahun. Ia bisa saja masuk ke galaksi Bima Sakti karena tertarik gravitasi Matahari yang begitu kuat.

"Gaya gravitasi Matahari yang begitu besar mampu menarik benda-benda kecil seperti planet kerdil, asteroid, hingga komet. Tapi ia berasal dari alam lain, galaksi lain. Mungkin karena ia bergerak sangat cepat, ia tertarik oleh gravitasi Matahari dan masuk ke dalam galaksi kita," pungkas NASA.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya