Liputan6.com, Jakarta - Akhir Oktober 2017, astronom NASA menemukan objek yang diduga sebagai 'komet'. Benda asing tersebut memiliki posisi aneh saat terbang. Bahkan, NASA menyebut benda ini berasal dari Deep Space atau galaksi kuat yang tidak diketahui asalnya.
Kini, tepat hampir satu bulan, NASA akhirnya menangkap bentuk benda tersebut lebih dekat. Menurut penelitian, benda itu bukanlah komet, melainkan sebuah asteroid.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
NASA menyebut asteroid asing ini dengan nama "Oumuamua" yang berasal dari bahasa Hawaii. Pasalnya, asteroid ditemukan lewat teleskop PanSTARRS1 yang berlokasi di Hawaii.
Karen Meech, astronom NASA yang bekerja di Institute for Astronomy Hawaii mengungkap foto Oumuamua yang ditangkap. Berbeda dengan asteroid lain yang pada umumnya berbentuk bulat dan padat, Oumuamua justru memiliki fisik lebih panjang dan berwarna merah tua.
"Panjangnya sekitar 1.312 kaki, atau 400 meter. Artinya, jika diukur ia bisa sepanjang gedung Empire State New York," ujar Meech sebagaimana dilansir Mashable, Selasa (21/11/2017).
Berasal dari Vega
Menurut analisis NASA, secara spesifik, mungkin bisa saja komet ini 'melarikan diri' dari galaksi lain. Galaksi yang berbeda alam dengan manusia.
"Jika observasi berikutnya benar-benar memberikan konfirmasi asteroid ini memiliki sifat alami yang aneh, berarti ia benar-benar objek interstellar, asteroid yang berasal dari alam lain," tulis NASA dalam keterangan resminya.
Menurut NASA, asteroid ini mungkin berasal dari gugusan bintang Vega yang lokasinya sekitar 25 tahun cahaya dari Matahari.
Dalam kecepatannya, komet membutuhkan waktu sekitar 1,7 juta tahun untuk bisa berpindah dari Vega ke Matahari. Jika demikian, asteroid ini telah terbang begitu lama di ruang hampa udara selama 1,7 juta tahun. Ia bisa saja masuk ke galaksi Bima Sakti karena tertarik gravitasi Matahari yang begitu kuat.
"Gaya gravitasi Matahari yang begitu besar mampu menarik benda-benda kecil seperti planet kerdil, asteroid, hingga komet. Tapi ia berasal dari alam lain, galaksi lain. Mungkin karena ia bergerak sangat cepat, ia tertarik oleh gravitasi Matahari dan masuk ke dalam galaksi kita," pungkas NASA.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement