Amazon Tawarkan Rp 144 Juta untuk Karyawannya yang Mau Antar Barang

Karyawan Amazon bakal diberikan USD 10 ribu, dengan catatan harus berhenti dari pekerjaannya dan memulai bisnis jasa pengiriman.

oleh Athika Rahma diperbarui 21 Mei 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 08:00 WIB
5 Fakta yang Perlu Diketahui Tentang CEO Amazon Jeff Bezos
Jeff Bezos, pendiri dan CEO Amazon. (Foto: Forbes.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tekad [Amazon ](3935451 "" )untuk menawarkan one-day shipping alias pengiriman satu hari pada konsumen Prime-nya rupanya benar-benar kuat.

Untuk membangun customer experience yang baik, Amazon menawarkan kesempatan menarik bagi karyawannya saat ini.

Karyawan Amazon bakal diberikan USD 10 ribu atau sekitar Rp 144 juta (Kurs 1 Dolar = Rp 14.452) dengan catatan harus berhenti dari pekerjaannya dan memulai bisnis jasa pengiriman, untuk membantu Amazon menyampaikan paket secara kilat pada konsumennya.

Uang tersebut merupakan modal dari Amazon, sehingga si karyawan tinggal menjalankan usaha saja, dilansir dari laman Ubergizmo, Selasa (21/5/2019).

Tidak hanya itu, Amazon juga masih tetap memberikan mereka gaji penuh selama 3 bulan terhitung dari tanggal mereka berhenti dan menjalankan bisnis jasa pengiriman.

Kesempatan ini juga tidak cuma berlaku untuk karyawan tetap saja. Karyawan paruh waktu dan pekerja kasar punya kesempatan yang sama.

Jika berminat, si karyawan harus melakukan serangkaian tes terlebih dahulu dan dinilai kelayakannya oleh pihak Amazon. Jika layak, maka dia bisa langsung berhenti bekerja dan mulai berusaha.

Amazon sendiri belum memprediksi berapa tepatnya karyawan yang bakal ikut program yang sudah diluncurkan sejak tahun lalu ini.

Yang pasti, Amazon tidak akan menyesal dengan pendirian program ini karena diyakini akan membantu layanan one-day shipping berjalan dengan baik.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Toko Cashless Amazon di New York Masih Terima Uang Tunai

Amazon
Toko Amazon Go yang buka di Seattle (sumber: cnet.com)

Amazon membuka toko dengan transaksi tanpa uang tunai atau cashless pertamanya di New York, Amazon Go pekan lalu.

Toko Amazon Go ke-12 ini menjadi toko pertama Amazon yang tidak memilik kasir, namun tetap menerima uang tunai dari pelanggannya.

Padahal, hal ini melenceng dari konsep Amazon Go yang ingin agar semua transaksi bisa cashless atau tidak menggunakan uang tunai.

Langkah ini merupakan tanggapan terhadap kritikan yang datang pada Amazon karena dianggap mendiskriminasi pelanggan yang tidak punya rekening bank, seperti dilansir Tekno Liputan6.com dari Business Insider, Senin (13/5/2019).

Menurut data dari Federal Deposit Insurance Corporation, 8,4 juta keluarga di Amerika Serikat atau sekitar 6,5 persen dari jumlah keseluruhannya tidak memiliki rekening bank per tahun 2017.

Bakal Dilarang di Sejumlah Negara Bagian

Amazon Go. Dok: Amazon
Toko Amazon Go

Karena hal ini, beberapa negara bagian dan kota-kota di Amerika Serikat juga mulai mempertimbangkan untuk melarang toko-toko cashless seperti New York City, San Fransico, Massachusetts, Philadelphia dan New Jersey.

April lalu, Amazon menyatakan kalau mereka akan berinovasi menambah opsi pembayaran baru di masa depan. Perwakilan Amazon kemudian menambahkan kalau inovasi ini akan tetap menggunakan uang tunai.

Di toko Amazon Go yang lain, pelanggan hanya bisa memasuki Amazon Go dengan melakukan scan aplikasi, yang nantinya terhubung dengan kartu kredit atau akun Amazon.

Namun di cabang New York, pelanggan yang tidak punya rekening akan dibantu oleh pegawai Amazon dan tetap memberikan uang tunainya.

Toko yang baru, selain menawarkan transaksi uang tunai, juga dikabarkan akan menghadirkan makanan siap saji dan cemilan dari toko roti lokal.

(Tik/Jek)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya