Gojek Bantah Beri Data Pengguna ke Aplikasi Pinjaman Online

Perusahaan ride-hailing Indonesia Gojek membantah pihaknya memberikan data pengguna kepada pihak lain, termasuk pada aplikasi pinjaman online.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Jul 2019, 13:43 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2019, 13:43 WIB
Kantor Gojek di Kawasan Kemang, Jakarta
Kantor Gojek di Kawasan Kemang, Jakarta. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan ride-hailing Indonesia Gojek membantah pihaknya memberikan data pengguna kepada pihak lain, termasuk pada aplikasi pinjaman online.

Dalam pernyataan Gojek yang diterima Tekno Liputan6.com, Minggu (28/7/2019), Director Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, Gojek selalu menjaga keamanan maksimum dari data pribadi pelanggan maupun para mitra.

"Kami tidak pernah menjual atau memberikan akses terhadap data pribadi pelanggan maupun mitra kami kepada pihak ketiga, seperti kepada fintech ilegal, sebagaimana diberitakan di beberapa media," tutur dalam pernyataannya.

Selanjutnya, Gojek juga mengimbau kepada pengguna aplikasi Gojek untuk berhati-hati menggunakan aplikasi di perangkat eletronik maupun smartphone-nya.

"Kami mengimbau pengguna aplikasi Gojek untuk berhati-hati dalam memberikan akses yang dapat dilakukan oleh aplikasi tersebut," kata Nila.

Menurutnya, bersifat selektif dalam memberikan akses pada fitur smartphone bisa menghindari upaya perekaman data-data di smartphone secara ilegal yang tidak sesuai dengan ketentuan penggunaan aplikasi Gojek.

Tidak hanya itu, Gojek juga mengimbau pengguna dan mitra untuk selalu mengakses layanan jasa keuangan yang resmi dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Aplikasi Pinjaman Online Bisa Akses Data Gojek

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Rilis Kasus Fintech Ilegal
Barang bukti ditunjukkan saat rilis kasus Fintech Ilegal di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim, Jakarta, Selasa (8/1). Dalam kasus ini 4 orang DC dari PT. Vcard Technology Indonesia (Vloan) ditetapkan sebagai tersangka. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, seorang pengguna Facebook dengan akun Niko Tidar Lantang Perkasa mengaku dirinya menemukan hal mengejutkan.

Temuan tersebut berupa adanya aplikasi pinjaman online yang database-nya bisa diakses secara publik lantaran tidak menerapkan autentikasi.

Database itu berisi ribuan data pengguna, mulai dari nomor kontak, alamat, nomor kontak kerabat, nomor kartu keluarga, nomor KTP, hingga foto KTP dan selfie pengguna bersama KTP-nya.

Parahnya, berdasarkan hasil tes aplikasi pinjaman online tersebut, akun Niko Tidar Lantang Perkasa juga menyebut, aplikasi pinjaman online itu mampu merekam riwayat perjalanan di aplikasi Gojek dan Grab.

"Aplikasi juga merekam riwayat perjalanan Grab dan Gojek. Saya dapat melihat dengan detail lokasi penjemputan dan tujuan pergi, nomor HP kustomer dan driver, email, saldo Gopay, hingga pelat nomor si driver," tulis Niko Tidar Lantang Perkasa dalam unggahan Facebooknya beberapa waktu lalu.

Niko juga menuliskan, selain mengakses data milik Gojek dan Grab, aplikasi pinjaman online ini juga mengakses riwayat pembelian di Tokopedia.

"Saya dapat melihat barang-barang apa yang dibeli pengguna, harga barang, nama pembeli, nomor HP, email, serta ke mana barang tersebut dikirimkan," kata Niko.

 

Tokopedia Juga Bantah Beri Data ke Pihak Lain

Tokopedia
Tokopedia

Menanggapi kasus di atas, Tokopedia melalui Corporate Communications Nuraini Razak mengatakan, Tokopedia tidak menemukan adanya kebocoran atau pembobolan data oleh pihak ketiga terhadap data rahasia pengguna. 

"Data yang dimaksud adalah data pengguna yang memang bersedia 'memberikan akses untuk mempublikasikan' datanya melalui aplikasi pinjaman uang pihak ketiga yang dimaksud," kata Nuraini dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Minggu (28/7/2019). 

Saat ini, Tokopedia telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk terus menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna. 

"Bisnis Tokopedia adalah bisnis reputasi dan kepercayaan, maka kerahasiaan dan keamanan data pribadi pengguna merupakan salah satu prioritas utama dalam bisnis Tokopedia," tutur Nuraini. 

Tekno Liputan6.com telah menghubungi Grab Indonesia terkait masalah ini, namun hingga berita ini ditayangkan, Grab Indonesia belum memberikan jawaban.

(Tin/Isk) 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya