Liputan6.com, Jakarta - Saat mati listrik melanda Jakarta, Minggu (4/8/2019), ibukota sempat lumpuh. Tak hanya Jakarta--Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah pun mati listrik massal (blackout).
Kondisi ini bahkan terjadi hingga Senin malam, (5/8/2019). Beberapa daerah masih harus merasakan pemadaman bergilir. Akibatnya, beberapa fasilitas umum tak bisa beroperasi dengan maksimal, termasuk operator seluler.
Advertisement
Namun, efek dari mati listrik pada layanan seluler tidak terbatas pada area yang terkena dampak--Jakarta dan Jawa Barat--tetapi juga menyebar ke seluruh Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Opensignal, sejumlah pengguna jaringan seluler dipengaruhi oleh pemadaman selama sekitar 12 jam. Sementara pengguna Smartfren, Telkomsel, dan XL hanya mengalami pemadaman jaringan seluler di area-area di mana listrik padam.
Pemadaman listrik memiliki efek knock-on yang hampir secara nasional berdampak pada pengguna Indosat dan Tri.
Layanan 4G di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat mengalami degradasi selama lebih dari 10 jam di kelima operator seluler nasional, sehingga pengguna smartphone harus menunggu daya listrik pulih agar dapat terhubung lagi ke jaringan 4G.
Pengguna Telkomsel dan Indosat harus menunggu paling lama untuk ketersediaan 4G kembali normal (hingga 19 jam di Jawa Barat), sementara pengguna Tri merasakan penurunan yang lebih luas dalam ketersediaan 4G, tetapi layanan 4G milik Tri pulih lebih cepat ketimbang Indosat.
Menurut analisis Opensignal, jaringan 4G Smartfren adalah yang tercepat untuk pulih sepenuhnya. Pengguna Smartfren melihat ketersediaan 4G mereka pulih setelah 11 jam, dan mengalami ketersediaan 4G tertinggi di semua wilayah selama pemadaman.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Ketersediaan 4G Turun di Bawah 20 Persen
Dalam laporan terbarunya Opensignal menemukan bahwa pengguna smartphone 4G di Jakarta dapat mengakses jaringan 4G setidaknya 87 persen, terlepas dari operator mereka.
Pada 4 Agustus, setelah pemadaman listrik terjadi, pengguna di kelima operator seluler mengalami penurunan ketersediaan 4G. Ketersediaan 4G Indosat dan Tri secara dramatis turun di bawah 20 persen pada jam-jam awal pemadaman.
Sementara pengguna Smartfren, Telkomsel, dan XL mengalami penurunan 4G yang lebih bertahap dan terbatas.
Pengguna Tri di Jakarta mengalami efek terbesar, dengan ketersediaan 4G menurun dari rata-rata 90,4 persen menjadi 12,9 persen pada pukul 13:00, sedangkan pengguna Indosat mengalami dampak yang paling lama, karena operator membutuhkan waktu 14 jam untuk memulihkan jaringan sepenuhnya.
Advertisement
Mengapa Smartfren Lebih Cepat Pulih?
Pengguna jaringan Telkomsel dan XL memiliki pengalaman yang sangat mirip dengan ketersediaan 4G yang mencapai titik terendah sekitar 50 persen, masing-masing empat dan lima jam setelah pemadaman dimulai.
Pengguna Smartfren terpantau mengalami dampak terkecil dan mampu terhubung ke jaringan 4G setidaknya 73 persen sepanjang pemadaman listrik secara keseluruhan.
Kemungkinan karena jaringan Smartfren lebih fokus pada wilayah geografis yang terbatas daripada operator lain, sehingga berpotensi lebih mudah untuk pulih.
(Isk/Ysl)