Liputan6.com, Jakarta - Google baru saja mengumumkan tidak lagi melanjutkan platform untuk virtual reality (VR) besutannya, yakni Daydream VR. Namun bukan berarti perusahaan melepas begitu saja platform itu.
Salah satu yang masih dipertahankan adalah Cardboard VR. Kini Google tidak lagi mengurus platform tersebut secara langsung, melainkan membuatnya menjadi sistem open source.
Dikutip dari The Verge, Jumat (8/11/2019), dengan cara ini, pihak ketiga dapat mengembangkan software Cardboard dengan lebih leluasa. Bahkan, bukan tidak mungkin membuatnya lebih inovatif dari yang dikembangkan Google saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Keputusan Google membuat akses open source untuk Cardboard VR memang terbilang masuk akal. Perusahaan menyebut penggunaan perangkat itu terus menurun, sehingga wajar jika akses terhadap software itu kini dibuka untuk pihak lain.
Meski dibuka secara open source, Google mengatakan masih akan berkontribusi dengan menambahkan sejumlah fitur baru pada software development kit (SDK) Cardboard. Hanya, perusahaan belum berbagi informasi mengenai fitur yang akan dihadirkan.
Untuk diketahui, Cardboard VR merupakan sebuah VR headset berbasis smartphone sederhana dari karton. Perangkat ini diperkenalkan Google untuk menjangkau pengguna lebih luas.
Namun, VR headset berbasis smartphone tak dimungkiri telah semakin canggih dan terjangkau. Karenanya, Cardboard VR pun mulai ditinggalkan.
Keren, Kamu Bisa Cium Aroma Langsung Lewat Teknologi VR
Terlepas dari keputusan Google itu, teknologi VR memang semakin canggih. Terbaru, ada perusahaan yang memungkinkan pengguna VR mencium aroma dari konten yang ditontonnya.Â
Startup Feelreal belum lama ini mengumumkan pra rilis dari VR Mask multisensor yang memiliki kemampuan untuk mencium aroma saat menonton film atau bermain gim dalam VR headset.
Dilansir dari Digital Trends, Selasa (1/1/2019), masker multisensor tersebut berisi generator aroma yang dapat menyimpan hingga sembilan kapsul dalam katrid yang bisa digonta-ganti.
Pengguna juga dapat memilih dari 255 aroma berbeda untuk ditambahkan ke masker tersebut. Ada sejumlah aroma yang ditawarkan, mulai dari lavender, mint, bau karet yang terbakar, hingga bubuk mesiu.
Selain fitur aromanya, Feelreal juga memasukkan berbagai simulasi sensor lainnya, seperti panas, berangin, berair, dan getaran. Sensasi panas dan berangin disimulasikan dengan menggunakan micro-heaters dan pendingin. Sementara, ultrasonic ionizing system dan force-feedback haptic motors digunakan untuk memberikan efek air atau gerimis.
Advertisement
Dipasang di VR Headset
Masker tersebut dirancang untuk ditempatkan pada VR headset dengan menggunakan magnet yang dikoneksikan ke headset via Bluetooth atau Wi-Fi.
Selain perangkat Samsung Gear VR dan Oculus Rift, masker Feelreal ini dapat dipasangkan juga dengan Oculus Go, HTC Vive, dan PlayStation VR.
Masih belum diketahui kapan Feelreal akan meluncurkan perangkat tersebut.
Namun, jika kamu berminat, kamu dapat mengunjungi situs web Feelreal dengan mendaftarkan email-mu untuk mendapat pembaruan dan bahkan diskon untuk pemesanan awal.
(Dam/Why)