Liputan6.com, Jakarta - Kelompok hacker yang mengklaim dari Iran telah meretas situs web sebuah agen pemerintah AS dan mem-posting pesan-pesan yang bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan komandan militer Qasem Soleimani.
Tampilan situs web American Federal Depository Library Programme diubah dengan latar belakang hitam dengan halaman berjudul “Iranian Hackers!”, yang menampilkan gambar-gambar pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan bendera Iran.
Selain itu hacker juga memajang foto Presiden AS Donald Trump ditinju dengan darah bercucuran keluar dari mulutnya dan pesan bernada ancaman dengan teks putih.
Advertisement
Baca Juga
"Ini hanya sebagian kecil dari kemampuan dunia maya Iran!," demikian pesan yang ditulis hacker, sebagaimana dilansir USA Today, Senin (6/1/2020).
The Cybersecurity and Infrastructure Security Agency, sebuah divisi dari Department of Homeland Security, mengatakan sudah memantau peretasan ini.
"Kami sadar situs web American Federal Depository Library Programme telah dirusak dengan pesan anti-AS yang pro-Iran," kata badan keamanan dunia maya itu dalam sebuah pernyataan.
"Pada saat ini, tidak ada konfirmasi bahwa ini adalah tindakan para aktor yang disponsori negara Iran. Situs web ini diambil secara offline dan tidak lagi dapat diakses," tambahnya.
Di tengah ancaman ini, semua organisasi AS diimbau untuk meningkatkan pemantauan dunia maya, mendukung sistem TI, menerapkan otentikasi yang aman dan memiliki rencana respons insiden yang siap jika terjadi peretasan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Iran Bersumpah Balas Dendam ke AS
Pemerintah Iran menegaskan akan membalas dendam sebagai respons terhadap serangan drone Amerika Serikat (AS). Serangan itu menewaskan beberapa perwira Iran, termasuk Jenderal Qasem Soleimani yang memiliki pengaruh signifikan di Iran.
Dilaporkan CNBC, Jumat (3/1/2020), Presiden Iran Hassan Rouhani bersama menteri pertahanan dan menteri luar negeri kompak menyuarakan kecamannya pada AS. Ketiganya pun berjanji akan ada konsekuensi.
"Pengorbanan Soleimani akan membuat Iran lebih tegas untuk melawan ekspansionisme Amerika dan mempertahankan nilai-nilai Islami," ujar Rouhani.
Ia bahkan mengajak negara-negara lain untuk melakukan reaksi. "Tanpa ragu, Iran dan negara-negara lain yang mencari kemerdakaan di wilayah ini akan membalas dendam," lanjutnya.
Senada, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berkata akan ada retaliasi yang menanti. Ia pun berkata Iran akan melakukan hari berkabung selama tiga hari, demikian laporan AP News.
Advertisement
Pengaruh Besar Qasem Soleimani
Qasem Soleimani bukanlah jenderal Iran biasa. Pengaruhnya sangat besar di Iran dan ia menguasai intel karena memimpin pasukan Quds. Soleimani dan pasukan Qud juga mengurus proxy Iran di Suriah, Yaman, dan Lebanon.
Pada Juli 2018, ia sempat menantang Presiden AS Donald Trump setelah Trump memperingatkan Iran agar tidak mengancam AS.
Menteri Pertahanan Iran Amir Hatama berkata via media pemerintah Iran bahwa balas dendam keras akan dijalankan. Sasarannya adalah semua yang bertanggung jawab pada pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani.
Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javad Zarif berkata pembunuhan Qasem adalah tindakan bodoh serta memancing eksalasi. "AS menanggung tanggung jawab atas tindakan semena-menanya," ujarnya.
Analis dari Eurasia Group memprediksi akan ada pembalasan dalam sebulan, namun efeknya hanya terjadi di Irak.
"Para pasukan militer yang didukung Iran akan menyerang basis-basis AS dan beberapa tentara AS akan dibunuh; AS akan meretaliasi dengan serangan-serangan di dalam Irak," ujar anais Henry Rome dan Cliff Kupchan.
(Isk/Why)