Dampak Pandemi Covid-19, Computex 2020 di Taiwan Resmi Batal

Setelah sempat ditunda rencana pelaksanaannya dari Juni ke September, penyelenggara Computex 2020 akhirnya membatalkan pameran teknologi komputasi ini.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 15 Jun 2020, 12:46 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 12:46 WIB
Computex 2017, Taipei, Taiwan. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Computex 2017, Taipei, Taiwan. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat ditunda rencana pelaksanaannya dari Juni ke September, penyelenggara Computex 2020 akhirnya membatalkan pameran teknologi komputer ini.

Pembatalan Computex yang tiap tahunnya digelar di Taiwan ini merupakan dampak dari pandemi Covid-19 yang dirasakan seluruh masyarakat dunia.

Demikian sebagaimana dikutip dari The Verge, Senin (15/6/2020). Hal ini menambah deretan pembatalan konferensi teknologi di tahun ini.

Sebelumnya beberapa event di bidang teknologi juga telah dibatalkan, juga karena Covid-19. Misalnya saja gelaran Mobile World Congress di Barcelona yang harusnya digelar Februari lalu, Google I/O 2020, konferensi pengembang Facebook F8, dan sejumlah pameran gim.

Jika mengikuti jadwal, Computex 2020 seharusnya berlangsung pada 1-5 Juni 2020.

Imbas dari Pelarangan Perjalanan

Computex 2017, Taipei, Taiwan. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Computex 2017, Taipei, Taiwan. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Penyelenggara Computex 2020 menjelaskan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan terjadinya pelarangan perjalanan demi membatasi peredaran Covid-19.

Inilah yang menjadi alasan para partisipan tidak akan bisa menghadiri Computex 2020 di Taipei yang mulanya ditunda pada September 2020.

Tarik 43.000 Pengunjung Tahun Lalu

Computex 2017, Taipei, Taiwan. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Computex 2017, Taipei, Taiwan. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sekadar informasi, menurut penyelenggara, Computex 2019 menarik hampir 43.000 pengunjung dari 171 negara.

Taiwan sendiri sejauh ini mendapatkan pujian karena mengisolasi para pasien dan memberlakukan pembatasan perjalanan lebih awal ketimbang negara-negara lain di dunia.

Hal ini membuat jumlah pasien Covid-19 kurang dari 500 dan yang meninggal hanya 7 kasus.

(Tin/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya