Gerakan Boikot Facebook Ad Mengemuka

Praktik moderasi konten di platform Facebook disebut menjadi salah satu pemicu awal gerakan boikot Facebook Ad.

oleh M Hidayat diperbarui 23 Jun 2020, 09:47 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 09:45 WIB
Ilustrasi Facebook
Facebook (LOIC VENANCE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Agensi periklanan terkemuka mendorong kliennya untuk bergabung dengan gerakan untuk memboikot Facebook Ad.

Dalam sebuah email, sebagaimana dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (23/6/2020), perusahaan periklanan digital di bawah naungan Dentsu Group menyatakan dukungannya atas gerakan boikot Facebook Ad.

Praktik moderasi konten di platform Facebook disebut menjadi salah satu pemicu awal gerakan ini. Termasuk ke dalam gerakan ini adalah National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), Color of Change, dan Anti-Defamation League.

Mereka mengatakan tidak akan mendukung perusahaan yang lebih mengutamakan keuntungan.

"Facebook tetap tidak mau mengambil langkah signifikan untuk menghapus propaganda politik dari platformnya," kata Presiden dan CEO di NAACP Derrick Johnson dikutip dari Forbes.

Dia menilai Zuckerberg dan perusahaannya tidak hanya sekadar lalai, tetapi juga berpuas diri dalam penyebaran misinformasi di platformnya.

"Tindakan semacam ini akan menjungkirbalikkan integritas Pemilihan Umum mendatang. Kami tidak akan mendukung hal ini," ujar Derrick.

Jadi Sorotan

Ilustrasi Facebook
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Facebook, beberapa pekan terakhir, telah mendapat sorotan tajam terkait bagaimana perusahaan menangani konten dari Presiden AS Donald Trump.

Di berbagai kota di AS berlangsung aksi protes terkait yang didasari ketidakadilan rasial. Namun, di Facebook sang petahana malah menggambarkan para pemrotes itu sebagai "penjahat".

 

Twitter bertindak, Facebook berdiam diri

Sementara Twitter memutuskan untuk menyembunyikan konten serupa di platformnya karena dinilai melanggar kebijakan perusahaan, Facebook malah berdiam diri dan tidak mengambil tindakan apa pun untuk menangani konten tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya