Tips Sebelum, Saat, dan Setelah Terkena Serangan Ransomware

Jumlah serangan ransomware secara bertahap memang mengalami penurunan, tetapi secara cepat ransomware kini menargetkan pelaku bisnis.

oleh M Hidayat diperbarui 06 Jul 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi Ransomware
Ilustrasi Ransomware (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru Kaspersky untuk usaha kecil dan menengah di Asia Tenggara menunjukkan bahwa dalam tiga bulan pertama tahun 2020, solusi perusahaan keamanan siber global telah memblokir sebanyak 269.204 upaya ransomware terhadap bisnis (dengan skala 20-250 karyawan).

Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky menyatakan bahwa secara global, ransomware telah mencapai puncaknya pada beberapa tahun lalu. Jumlahnya secara bertahap memang mengalami penurunan, tetapi secara cepat ransomware kini menargetkan pelaku bisnis.

"Berdasarkan penelitian terbaru kami, satu dari tiga serangan ransomware kini menargetkan pengguna bisnis. Jadi, walaupun jumlah total upaya ransomware yang terdeteksi di wilayah Asia Tenggara 69 persen lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, risiko bisnis usaha kecil dan menengah kehilangan data serta uang mereka karena ancaman ini masih ada," tutur Yeo dalam keterangan tertulis kepada Tekno Liputan6.com.

Sebelum serangan ransomware

Back-up, back-up, back-up!

Menurut Kaspersky, perusahaan sebaiknya melakukan backup file, sehingga perusahaan dapat menggantinya jika suatu saat terjadi kehilangan karena malware atau kerusakaan perangkat.

Perusahaan juga disarankan untuk menyimpan backup file tidak hanya pada media penyimpanan fisik, tetapi juga di penyimpanan berbasis komputasi awan yang andal.  Pastikan juga perusahaan dapat mengakses backup file dalam keadaan darurat sekalipun dengan cepat.

Update, update dan update

Sangat penting untuk memasang semua pembaruan keamanan segera ketika pembaruan setelah tersedia. Selalu perbarui sistem operasi dan perangkat lunak untuk menghilangkan kerentanan terbaru.

Alat anti-ransomware

Pelaku bisnis juga juga dapat mencoba Kaspersky Anti-Ransomware Tool for Business secara gratis. Versi terbarunya berisi fitur pencegahan eksploitasi untuk mencegah ransomware dan ancaman lain dari eksploitasi kerentanan dalam perangkat lunak dan aplikasi.

Saat dan setelah terkena serangan ransomware

Buka blokir komputer Anda dan hapus seluruh malware

Jika komputer diblokir, ia tidak akan dapat melakukan booting saat dinyalakan. Perusahaan dapat menggunakan Kaspersky Windows Unlocker secara gratis yang dapat menghapus pemblokir dan membantu Windows untuk melakukan booting.

Adapun Cryptors, ia lebih sulit untuk diatasi. Pertama, perusahan harus menyingkirkan malware dengan menjalankan pemindaian antivirus.

Tidak membayar uang tebusan

Selain itu, perusahaan disarankan tidak membayarkan uang tebusan kepada pelaku! Ransomware merupakan pelanggaran pidana. Jika menjadi korban, perusahaan disarankan untuk melaporkan ke lembaga penegak hukum setempat.

Decryptor

Jika memiliki salinan cadangan file, pengguna dapat dengan mudah mengembalikan file dari cadangan. Sejauh ini itu adalah saran terbaik.

Namun, jika belum membuat cadangan, pengguna dapat mencoba mendekripsi file dengan menggunakan alat bernama decryptor. Semua dekripsi gratis yang diciptakan oleh Kaspersky dapat ditemukan di Noransom.kaspersky.com.

Perusahaan antivirus lainnya juga mengembangkan dekripsi. Namun satu hal yang harus menjadi perhatian, pastikan untuk mengunduh program ini dari situs web terkemuka. Jika tidak, perusahaan berisiko tinggi terinfeksi oleh beberapa malware lainnya.

Libatkan Ahli

Jika dekripsi tidak tersedia secara online, hubungi vendor keamanan siber terpercaya untuk memeriksa apakah mereka memiliki alat dekripsi untuk ransomware yang telah menyerang komputer.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya