Huawei Punya Paten Smartphone Lipat dengan Desain Clamshell

Huawei dilaporkan tertarik menghadirkan smartphone lipat dengan desain clamshell. Smartphone lipat dengan desain serupa yang telah dirilis adalah Samsung Galaxy Z Flip dan Razr 2019.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Jul 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 19:00 WIB
Logo Huawei
Huawei (Foto: Huawei)

Liputan6.com, Jakarta - Huawei dilaporkan tertarik menghadirkan smartphone lipat dengan desain clamshell. Smartphone lipat itu memiliki desain serupa dengan smartphone lain yang telah dirilis, yaitu Samsung Galaxy Z Flip dan Razr 2019.

Dilansir GSM Arena, Rabu (8/7/2020), sebuah paten Huawei di China National Intellectual Property Administration (CNIPA) mengungkapkan desain clamshell smartphone tersebut. Namun perlu diketahui, paten tidak selalu berujung ke produksi massal.

Berdasarkan keterangan pada paten itu, clamshell smartphone Huawei memiliki notch kecil di bagian atas layar. Notch tersebut diprediksi untuk tempat kamera depan.

Kemudian, terdapat tombol volume dan power di sisi kanan. Terdapat beberapa kamera di bagian belakang dengan flash di sisi kirinya. Sebuah engsel berada di tengah perangkat.

Sayangnya, tidak ada keterangan mengenai spesifikasi dan rincian lain mengenai smartphone tersebut. Waktu peluncurannya pun belum diketahui.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inggris Bakal Hapus Teknologi Huawei di Jaringan 5G

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Lebih lanjut, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, diprediksi akan mulai menghilangkan penggunaan teknologi Huawei di jaringan 5G Inggris. Hal ini dilaporkan oleh media setempat The Daily Telegraph.

Dikutip dari Reuters, Senin (6/7/2020), pemerintah Inggris disebut sedang menyusun proposal untuk berhenti memasang peralatan teknologi baru Huawei di jaringan 5G dalam waktu enam bulan. Selain itu, Inggris juga akan mempercepat penghapusan teknologi Huawei yang sudah digunakan.

Langkah baru ini dilakukan setelah badan inteljen Inggris, GCHQ, meningkatkan status kekhawatiran keamanan terkait teknologi Tiongkok.


Laporan GCHQ

Sebuah laporan yang disiapkan oleh National Cyber Security Centre GCHQ menyimpulkan bahwa sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei akan memaksa perusahaan untuk menggunakan teknologi yang tidak dapat dipercaya. Hal tersebut akan membuat risiko menjadi tidak mungkin bisa dikendalikan.

Juru bicara Johnson sebelumnya mengatakan, pemerintah Inggris akan segera menyelesaikan ulasan tentang implikasi dari sanksi baru AS terhadap Huawei. Sanksi tersebut bertujuan memotong akses Huawei ke produsen chip AS.

(Din/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya