Investasi di Gojek Dinilai akan Perkuat Portofolio Bisnis Digital Telkom

Pengamat melihat, investasi Telkom di Gojek bakal memperkuat portofolio bisnis digital Telkom Group.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 13 Okt 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 13:30 WIB
Laporan Keuangan TELKOM: EBITDA Tetap Tumbuh Baik dan Margin Laba Bersih Meningkat di Tengah Pandemi
(Foto:Dok.TELKOM)

Liputan6.com, Jakarta - Data agregat atau big data analytic dinilai sebagai harta yang berharga, bahkan dianggap sebagai new oil bagi ekonomi digital Indonesia.

Begitu berharganya big data analytic, kini banyak perusahaan swasta maupun BUMN yang berminat investasi ke startup yang memiliki data agregat sangat besar.

Pengamat Telekomunikasi sekaligus Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Ridwan Effendi mengatakan, kini ada kecenderungan perusahaan di Indonesia melirik potensi besar dari data agregat.

Ia mengatakan, dengan tumbuhnya ekonomi digital dan masyarakat yang makin melek dengan penggunaan platform digital, data agregat menjadi sangat berharga.

“Potensi ekonomi dari data agregat di Indonesia sangat besar. Dari preferensi masyarakat dalam melakukan komunikasi atau kebiasaan berbelanja semuanya tercatat di operator penyelenggara jaringan dan penyedia platform digital, sehingga big data sangat berharga dan harus dapat dimonetisasi oleh bangsa Indonesia," kata Ridwan, dalam keterangan, Selasa (12/10/2020).

Ia mengatakan, jangan sampai negara lain memanfaatkan data agregat milik masyarakat Indonesia ini.

Kini, beredar informasi yang menyebutkan bahwa Telkom Group berencana untuk berinvestasi di Gojek. Ridwan pun menanggapi positif jika investasi tersebut digulirkan.

"Saat ini yang menguasai dan memiliki data agregat yang besar adalah perusahaan digital, sehingga ketika Telkom berinvestasi di Gojek, nantinya bisa membuka peluang bagi Telkom untuk dapat mengolah big data yang dimiliki Gojek," kata Ridwan.

Potensi Ekonomi yang Lebih Besar

Gojek
Logo baru Gojek (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Ia juga menyebut, akan ada banyak potensi ekonomi yang didapat kedua belah pihak dari mengolah big data milik Gojek dan Telkom.

Menurut Ridwan, kini value dari perusahaan bukan lagi dilihat dari hardware saja, tetapi juga software, termasuk kepemilikan data agregat yang besar.

"Jadi jika benar Telkom akan berinvestasi di Gojek, hal itu menjadi sangat strategis bagi kedua belah pihak untuk dapat memanfaatkan data agregat tersebut,” ujar Ridwan.

Olah Profiling Masyarakat Indonesia

GoFood
Tampilan platform GoFood di Gojek. (Dok. Gojek)

Ridwan mengatakan, jika kolaborasi strategis antara Telkom dan Gojek terjadi, data yang diolah keduanya adalah profiling masyarakat Indonesia.

Pasalnya, pengguna layanan telekomunikasi Telkom Group dan Gojek tersebar hampir di seluruh Indonesia. Segmen pengguna layanan Tellkom maupun GoJek juga merata di semua kelas, baik itu kelas atas maupun bawah.

“Memang Telkom memiliki profiling lengkap mengenai kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi. Namun Telkom sulit menggetahui kebiasaan konsumen Indonesia dalam berbelanja atau memesan makanan. Yang memiliki profiling lengkap mengenai itu ada di GoJek, sehingga kolaborasi data agregat ini yang akan sangat berharga di kemudian hari," kata Ridwan mengungkapkan analisanya.

“Dengan memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya membuat investasi Telkom di GoJek nantinya sangat strategis. Saat ini waktunya bagi Telkom untuk masuk ke industri digial dan memperkuat portofolio digitalnya," tutur Ridwan.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya