Swedia Blokir Peralatan 5G Milik Huawei dan ZTE

Pemerintah Swedia mengumumkan operator yang ingin mengikuti lelang spektrum 5G tidak boleh menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.

oleh Andina Librianty diperbarui 21 Okt 2020, 09:48 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2020, 09:48 WIB
Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Liputan6.com, Jakarta - Swedish Post and Telecom Authority (PTS) mengumumkan empat perusahaan yang disetujui mengikuti lelang spektrum 5G. Salah satu persyaratan lisensi yang diberlakukan adalah tidak boleh menggunakan produk dari Huawei dan ZTE.

Dilansir GSM Arena, Rabu (21/10/2020), persyaratan lain yaitu operator telekomunikasi harus menghapus peralatan Huawei dan ZTE dari infrastruktur yang ada sekarang dengan batas waktu hingga 1 Januari 2025.

Selain kedua hal tersebut masih ada beberapa persyaratan lain, seperti fungsi sentral yang harus dilakukan di Swedia.

Selain itu, pemegang lisensi nantinya harus memastikan penggunaan pita frekuensi 5G tersebut tidak membahayakan keamanan Swedia.

Empat persyaratan utama itu diputuskan melalui koordinasi dengan Swedish Armed Forces dan Swedish Security Service.

Swedia merupakan negara Eropa besar kedua yang mengeluarkan keputusan semacam itu, setelah sebelumnya Inggris memutuskan penggunaan peralatan Huawei dari jaringan 5G dihapus sepenuhnya dari negara tersebut dengan batas waktu hingga 2027.

Menurut laporan Reuters, Huawei dan ZTE belum memberikan tanggapan atas keputusan pemerintah Swedia tersebut. Namun, keputusan ini diprediksi akan memengaruhi penyedia peralatan 5G lain seperti Ericsson yang berasal Swedia dan Nokia di Finlandia.

Reuters menyebut pemblokiran Huawei dan ZTE itu dilakukan karena Tiongkok yang merupakan basis kedua perusahaan, digambarkan sebagai "salah satu ancaman terbesar bagi Swedia."

Korea Selatan Pimpin Progres 5G di Dunia

Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi 5G (iStockphoto)

Saat ini belum banyak negara menggelar jaringan 5G di dunia. Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu diantaranya, dan memiliki peran penting dalam progres atau kemajuan 5G di dunia.

Berdasarkan analisis dari perusahaan riset Omdia per Maret 2020, Korsel masih menjadi pemimpin dalam progres 5G di dunia. Swiss berada di peringkat kedua.

Peringkat lima besar lain secara berurutan ditempati oleh Kuwait, Amerika Serikat (AS), dan Qatar.

Namun Omdia mencatat, ketersediaan perangkat 5G saat ini terbatas. Hal tersebut menghambat orang-orang merasakan manfaat teknologi jaringan baru tersebut.

Kepemimpinan Korsel

Korsel saat ini memimpin pasar dengan penggunaan 5,88 juta perangkat 5G, atau sekira 10 persen dari total perangkat yang digunakan di negara tersebut.

Analis utama di Omdia, Stephen Myers, mengungkapkan bahwa meski saat ini terjadi pandemi global, para regulator tetap mendorong alokasi spektrum 5G. Selain itu, operator telekomunikasi juga siap merilis 5G dan memperluas jangkauan jaringan.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya