Liputan6.com, Jakarta - Zebra Technologies Corporation mengumumkan laporan studi bertajuk Food Safety Supply Chain Vision Study, yang melibatkan 4.957 konsumen dan 462 pemimpin di industri makanan dan minuman mulai dari produksi, transportasi & logistik, ritel, dan distribusi grosir di Amerika Utara, Amerika Latin, Asia-Pasifik dan Eropa.
Studi ini menggali bagaimana pandangan responden tentang masalah keamanan, traceability (keterlacakan), dan transparansi produk makanan dan minuman mulai dari distribusi hingga ke toko-toko grosir dan restoran.
Responden mengungkapkan kekhawatiran utama mereka tentang keamanan pangan meliputi kebersihan dapur restoran dan kebersihan pramusaji, wabah yang menular melalui makanan, penyakit yang disebabkan makanan terkontaminasi, serta penarikan makanan dan minuman.
Advertisement
Baca Juga
Seiring dengan meningkatnya perhatian orang pada masalah kesehatan dan gaya hidup sehat, tidak mengejutkan apabila konsumen dan para pemimpin di industri semakin tertarik pada sumber, kualitas, dan keamanan makanan mereka.
Namun, ada celah antara apa yang diyakini konsumen dan apa yang dipikirkan oleh para pemimpin di industri ini. 69 persen pemimpin di industri makanan dan minuman mengatakan bahwa industri ini sebenarnya siap untuk mengelola keterlacakan dan transparansi makanan, tetapi hanya 35 persen konsumen yang setuju.
Malahan, hanya 13 persen konsumen yang merasa bahwa industri benar-benar siap mengelola keterlacakan makanan mereka dan transparan tentang proses distribusi rantai pasokan mereka. Selain itu, hanya 27 persen yang yakin bahwa mereka benar-benar siap. Sayangnya, ini bukanlah tantangan jangka pendek karena separuh (51 persen) pemimpin industri yang disurvei mengakui bahwa pemenuhan ekspektasi konsumen akan menjadi tantangan sampai lima tahun ke depan.
"Studi kami menunjukkan bahwa di saat industri berusaha memastikan rantai pasokan lebih transparan, masih banyak yang harus dilakukan untuk memperbaiki kepercayaan konsumen dan meningkatkan keterlacakan makanan," ujar Tracy Yeo, Country Lead for Indonesia, Zebra Technologies Asia Pacific dalam sesi bersama awak media, Selasa (18/11/2020).
Perusahaan, kata Tracy, "biasanya memiliki lebih banyak informasi yang dapat diberikan kepada konsumen agar tingkat kepercayaan mereka terhadap asal sumber makanan semakin membaik."
Peran Teknologi
Temuan lainnya termasuk teknologi yang dinilai dapat berperan penting untuk mengatasi celah antara pemain industri dan konsumen, baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Mayoritas (90 persen) pemimpin di industri makanan dan minuman mengakui bahwa investasi pada solusi yang berfokus terhadap keterlacakan akan memberikan keuntungan kompetitif.
Sekitar 90 persen leader di industri makanan dan minuman memiliki ekspektasi akan menggunakan rugged handheld mobile computer dengan pemindai (scanner), pemindai kode batang (barcode scanner), dan mesin cetak label kode batang mobile (mobile barcode label scanner) dalam waktu lima tahun ke depan.
Teknologi-teknologi ini, menurut mereka, akan membantu dalam pengelolaan dan pelacakan produk makanan secara digital, serta menyediakan berbagai informasi terkait yang dibutuhkan oleh konsumen.
Advertisement
Portofolio Zebra Technologies
"Zebra memiliki beragam portofolio solusi yang akan mentransformasi rantai pasokan makanan mulai dari saat makanan itu diproduksi sampai terhidang di meja konsumen," kata Aik Jin Tan, Vertical Solutions Lead, Zebra Technologies Asia Pacific.
Perusahaan, menutu Aik, dapat memilih mulai dari solusi ini dengan menyandingkan mobile printer ZQ511 dan ZQ521 dengan scanner CS60 Series untuk pencetakan barcode dan scanning.
"Mereka juga bisa memilih beberapa solusi RFID antara lain RFID mobile printer ZQ511 dan ZQ521 dipasangkan dengan handheld mobile computer TC52x/57x dan RFID reader RFD8500 atau scanner RFID yang umum. Dengan cara ini, perusahaan tersebut akan memiliki visibilitas yang real-time dan upaya track and trace pun meningkat drastis," tutur Aik.