Gojek Edukasi Antikekerasan Seksual di Ruang Publik

Gojek bersama dengan Hollaback! Jakarta dan Kolektif Advokat untuk Kesetaraan Gender (KAKG) meluncurkan inisiatif edukasi online tentang antikekerasan seksual untuk jutaan mitra driver.

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Des 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Des 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi Gojek dan Grab merger. Liputan6.com
Ilustrasi Gojek dan Grab merger. Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Gojek bersama dengan Hollaback! Jakarta dan Kolektif Advokat untuk Kesetaraan Gender (KAKG) meluncurkan inisiatif edukasi online tentang antikekerasan seksual untuk jutaan mitra driver. Peluncuran ini sekaligus dilakukan dalam momen peringatan "16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP)."

"Edukasi preventif merupakan kunci bagi seluruh pihak untuk bisa bersama-sama menciptakan budaya aman di ruang publik," ungkap VP Public Affairs Gojek, Astrid Kusumawardhani, dalam keterangan resminya seperti dikutip pada Selasa (8/12/2020).

"Dengan pengetahuan yang memadai, setiap individu dapat berkontribusi menciptakan ruang aman sekaligus berperan aktif melawan kekerasan seksual dalam bentuk apapun."

Bekerja sama dengan Hollaback! Jakarta, Gojek mengembangkan dua modul pelatihan baru yang dapat diakses oleh jutaan mitra driver secara online melalui fitur Tips Pintar pada aplikasi driver:

1. Kenali dan Hindari Kekerasan Seksual: modul yang berisi pengetahuan tentang jenis-jenis kekerasan seksual yang kerap muncul di lingkungan terdekat, serta langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari atau melawan jenis kekerasan tersebut.

2. Kenali Proses Rujukan Kasus Kekerasan Seksual: modul yang berisi pengetahuan terkait langkah-langkah yang dapat dilakukan saat menghadapi atau membantu korban kasus kekerasan seksual.

Metode Intervensi Saksi 5D

Gojek
Gojek mulai uji coba penerapan sekat pelindung di layanan GoRide. (Sumber: Gojek)

Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani, mengatakan pihaknya menambahkan metode intervensi saksi 5D di dalam modul pelatihan tersebut.

Hollaback memiliki metode intervensi saksi '5D' yaitu Direct (merespon/mencegah langsung), Distract (mendistraksi situasi agar pelaku terhalang dan tidak jadi melakukan kekerasan seksual), dan Delegate (meminta bantuan pihak ketiga). Selain itu juga ada Delay (menunggu situasi usai untuk kemudian menawarkan bantuan), dan yang terakhir Document (mendokumentasikan kejadian, sebagai bahan yang bisa digunakan korban untuk melapor).

"Metode intervensi diterjemahkan dalam konteks yang sesuai dengan keseharian mitra driver, sehingga tepat sasaran, mudah dipahami, dan mudah dipelajari. Apalagi saat ini materinya disampaikan dalam format online sehingga kapan pun mitra mempunyai waktu luang, mereka bisa mempelajari hal ini," jelasnya.

 

Apresiasi

Pengacara di Kolektif Advokat untuk Keadilan Gender (KAKG), Putu Aditya Paramartha, mengapresiasi Gojek yang membuka akses pengetahuan tentang rujukan kasus kekerasan seksual kepada ada mitra driver di dalam fitur Tips Pintar.

"Membuka akses pengetahuan seluas-luasnya, termasuk kepada mitra driver, merupakan langkah maju untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat luas dalam melawan kekerasan seksual," katanya.

Selain menjalankan edukasi lewat modul online di Fitur Tips Pintar, Gojek merangkum upaya menciptakan budaya aman melalui inisiatif #AmanBersamaGojek yang memiliki dua pilar lainnya yakni teknologi Gojek SHIELD dan proteksi.

(Din/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya