Digitalisasi Aksara Sunda Minim Dukungan, Pegiat Kirim Surat Terbuka ke Ridwan Kamil

Tokoh pegiat aksara Sunda, Ilham Nurwansah, bersama eks anggota Tim Unicode Aksara Sunda, Dadan Sutisna, mengirim surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

oleh Iskandar diperbarui 17 Des 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 12:00 WIB
Warna Sunda Wiwitan Cigugur Pada Sulaman Keberagaman
Seren Taun salah satu upacara adat masyarakat akur sunda wiwitan cigugur yang masih lestari. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Tokoh pegiat aksara Sunda, Ilham Nurwansah, bersama eks anggota Tim Unicode Aksara Sunda, Dadan Sutisna, mengirim surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, belum lama ini.

Surat terbuka itu dikirim melalui status Facebook Ilham Nurwansah, sebagai imbas dari tidak diresponnya surat terdahulu yang mereka kirim untuk mendapatkan surat dukungan dari lembaga pemerintahan daerah perihal pendaftaran aksara Sunda ke lembaga internet dunia (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers/ICANN).

"Kami mengirim surat terbuka ini sebagai langkah terakhir. Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, tetapi selalu terjerat di belantara birokrasi," tulis Ilham di akun Facebook miliknya, dikutip Kamis (17/12/2020).

Ia memaparkan, pihaknya ingin mengabarkan bahwa atas inisiatif Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), tengah berlangsung program Digitalisasi Aksara Daerah di Indonesia.

"Ini tentang teknologi informasi, tentang internet, dan tentang bagaimana aksara di belahan dunia bisa bercengkerama dalam perangkat-perangkat digital. Termasuk seharusnya aksara Sunda juga ikut terlibat," ucap Ilham menambahkan.

Ia menegaskan bahwa yang diharapkan dari pemerintah bukanlah uang, melainkan hanya dukungan.

"Apa yang kami harapkan? Bukan uang atau kutipan anggaran, bukan pula duta-dutaan, melainkan surat dukungan sesuai format dari ICANN. Pengurus PANDI sering berkunjung ke Bandung untuk mengupayakan ini, meluangkan waktu dan anggaran, tapi program dengan aksara Sunda seolah jalan di tempat," tuturnya.

Ungkapan Kecewa

Sementara Dadan mengaku kecewa karena Perlombaan Website Aksara Sunda yang diprakarsai PANDI seharusnya sudah diumumkan sejak beberapa bulan lalu, terpaksa harus diperpanjang durasinya hingga 31 Januari 2021 karena minimnya dukungan pemerintah.

"Seharusnya bulan ini diumumkan pemenangnya. PANDI memang sudah menyediakan ‘hadiah awal’ sebesar satu juta rupiah ditambah smartphone, tetapi kami kira, itu hanya pemicu. Misalnya, Lomba Website Aksara Lontaraq di Sulawesi Selatan memperbanyak dan menambahkan jumlah hadiah sebagai apresiasi terhadap peserta," ujarnya.

Sementara itu, ia melanjutkan, pihaknya yakin para peserta Lomba Website Aksara Sunda bukan lantaran tergiur hadiah yang satu juta itu, melainkan semata-mata atas kecintaan mereka pada salah satu indentitas budaya.

Dadan mengaku surat terbuka ini sebagai langkah terakhir yang dilakukan untuk mengetuk nurani pemerintah agar bisa ikut berpartisipasi dan mendukung langkah pelestarian aksara Sunda agar bisa hadir di internet dan bisa dipergunakan di perangkat elektronik.

Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, tetapi selalu terjerat di belantara birokrasi.

PANDI Resmi Luncurkan Program Dukung Digitalisasi Aksara Nusantara

Upaya PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) untuk melakukan digitalisasi aksara nusantara ke dalam format internationalize domain name (IDN) terus mendapat dukungan berbagai pihak.

Menurut Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo, keberadaan IDN di era digital saat ini dirasa penting, mengingat pertumbuhan pengguna internet dunia semakin besar.

Namun di sisi lain, masyarakat Indonesia terbiasa memakai huruf latin untuk menulis atau mengetik. Sementara ke depannya bukan tidak mungkin, aksara daerah Indonesia bisa punah.

Oleh sebab itu, Yudho merasa perlu membuat sebuah wadah agar bahasa ibu bisa terus dituturkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satunya adalah program khusus bertajuk Merajut Indonesia Melalu Digitalisasi Aksara.

"Dari program tersebut diharapkan bisa melestarikan aksara nusantara yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat sekarang," tutur Yudho dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (12/12/2020).

Yudho menuturkan, program ini juga mendapatkan dukungan penuh dari UNESCO dalam kaitannya dengan pelestarian budaya. Karenanya, dukungan ini dirasa tepat sebagai indikator peluncuran program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara.

"Suatu kebanggaan program ini bisa didukung penuh UNESCO, tentu ini merupakan hasil jerih payah teman-teman ini. Secara resmi, kami melakukan Grand Launching program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara serta peresmian Inisiasi Bersama Kerja Sama antara PANDI dan UNESCO," tutur Yudho melanjutkan.

Untuk diketahui, PANDI sudah melakukan berbagai upaya digitalisasi aksara nusantara. Upaya ini dibantu pula oleh beberapa komunitas pegiat aksara, lembaga akademis, dan non-akademis, termasuk pemerintah.

PANDI juga tengah mengadakan lomba membuat situs web dengan konten aksara daerah yang sudah berjalan di beberapa daerah, seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Makassar. Ada pula situs Merajut Indonesia yang menyajikan konten seputar aksara nusantara, mulai dari sejarah, proses digitalisasi hingga font aksara nusantara.

(Isk/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya