Liputan6.com, Jakarta - CK Hutchison Holdings Ltd. Hong Kong (pemilik bisnis Tri Indonesia) dikabarkan tengah mendekati kesepakatan dengan QPSC Ooredoo Qatar (penguasa saham Indosat Ooredoo) untuk menggabungkan operasi telekomunikasi mereka di Asia Tenggara.
Kata seorang sumber yang terlibat dalam diskusi tertutup itu, CK Hutchison sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia antara Tri Indonesia dengan Indosat Ooredoo.
Baca Juga
Mengutip Bloomberg, Kamis (24/12/2020), Ooredoo memiliki sekitar 65 persen saham Indosat yang terdaftar di Jakarta. Kesepakatan akan melibatkan penawaran tunai dan saham.
Advertisement
"Kedua perusahaan ditetapkan untuk menjadi pemegang saham signifikan dalam entitas gabungan," kata sumber yang tak mau disebutkan identitasnya tersebut.
Pengumuman terkait merger Tri Indonesia - Indosat Ooredoo bisa datang secepatnya. Sementara soal struktur dari setiap kesepakatan potensial di Indonesia belum rampung, bisa ditunda atau bahkan batal.
Â
Saham Indosat Meroket
Saham Indosat meroket sekitar 90 persen pada tahun ini, memberikan valuasi pasar perusahaan sekitar US$ 2,2 miliar.
Bisnis nirkabel Indonesia menyumbang sekitar 23 persen dari total pendapatan Ooredoo sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi pada 2019--menjadikannya yang terbesar kedua untuk grup itu setelah pasar dalam negeri. Demikian menurut laporan tahunan terbaru.
Indosat Ooredoo tercatat memiliki 60,4 juta pelanggan pada akhir September 2020. Sementara Hutchison Asia Telecommunications, yang menguasai bisnis telekomunikasi CK Hutch di Indonesia, Vietnam, dan Sri Lanka, memiliki sekitar 48,8 juta pelanggan aktif di tiga negara.
Bisnis di Indonesia menyumbang US$ 510 juta, atau 87 persen dari total pendapatan Hutchison Asia dalam enam bulan pertama pada 2020. Ini adalah satu-satunya pasar Hutch Asia yang membukukan Ebitda positif.
Â
Advertisement
CK Hutchison Sempat Dekati XL Axiata
Bloomberg News melaporkan, CK Hutchison sempat melakukan pendekatan awal kepada Axiata Group Bhd pada tahun lalu, terkait potensi merger operasi telekomunikasi mereka di Indonesia.
Konglomerat Hong Kong yang didukung oleh taipan Victor Li secara informal menyatakan minatnya untuk menjajaki kombinasi bisnis nirkabel lokalnya sendiri dengan PT XL Axiata. Demikian menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
(Isk/Ysl)