Liputan6.com, Jakarta Saham PT Indosat Tbk (ISAT) mengalami koreksi dalam beberapa waktu terakhir, mengikuti tren penurunan di pasar saham secara umum.
Namun, para analis melihat koreksi ini justru membuka peluang emas bagi investor untuk mengakumulasi saham berfundamental kuat dengan prospek pertumbuhan jangka panjang yang positif.
Baca Juga
Sepanjang tahun 2024, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menunjukkan performa keuangan yang mengesankan. Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,1% year-on-year (YoY) menjadi Rp55,9 triliun, didorong oleh peningkatan kualitas layanan pelanggan serta kontribusi positif dari seluruh lini bisnis.
Advertisement
Pendapatan dari segmen layanan seluler tumbuh 7,5% YoY berkat ekspansi jaringan dan peningkatan pengalaman pelanggan. Sementara itu, segmen Multimedia, Data Communication, and Internet (MIDI) melonjak signifikan hingga 23,4% YoY, ditopang peningkatan layanan teknologi informasi.
EBITDA
Di sisi lain, EBITDA perusahaan naik 10,2% YoY menjadi Rp26,4 triliun, dengan margin EBITDA yang kokoh di level 47,2%. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 38,1% YoY menjadi Rp4,916 triliun, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas yang semakin solid.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis, menilai bahwa koreksi harga saham ISAT lebih disebabkan oleh faktor teknikal jangka pendek. Ia menegaskan, secara fundamental Indosat tetap berada pada jalur pertumbuhan yang kuat.
“Dengan strategi bisnis berbasis AI dan digitalisasi, Indosat memiliki daya saing yang semakin kuat di industri telekomunikasi Indonesia,” jelas Niko, Rabu (19/3/2025).
Pilar Utama Pertumbuhan
Salah satu pilar utama pertumbuhan Indosat adalah percepatan adopsi teknologi Artificial Intelligence (AI).
Indosat memimpin inisiatif AI di Indonesia melalui pengembangan Sahabat-AI, sebuah model bahasa besar hasil kolaborasi dengan GoTo dan NVIDIA.
Model ini dirancang untuk memahami bahasa Indonesia serta berbagai bahasa daerah, memperkuat kapabilitas AI di ekosistem digital nasional.
Advertisement
Kondisi Geopolitik Global
Niko juga menyoroti bahwa kondisi geopolitik global dan perang dagang membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi di sektor teknologi.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap kemandirian digital dan pengembangan AI, Indonesia dinilai memiliki posisi strategis untuk menjadi pemain utama di kawasan Asia.
Dengan momentum transformasi digital yang kuat dan prospek cerah di sektor AI, koreksi saham ISAT saat ini bisa menjadi kesempatan menarik bagi investor untuk berinvestasi pada saham potensial yang mendukung masa depan ekonomi digital Indonesia.
