Liputan6.com, Jakarta - Seorang insinyur IT bernama James Howells tak sengaja membuang hard drive dari komputer lamanya yang berisi 7.500 Bitcoin.
Jika dikonversi dengan nilai tukar rupiah saat ini, 7.500 Bitcoin setara dengan sekitar Rp 3,87 triliun.
Mengutip Bitcoin.com, pria berusia 35 tahun itu menjelaskan bahwa dia membuang hard drive yang berisi kunci pribadi Bitcoin miliknya pada musim panas 2013 ketika dia sedang membersihkan mejanya.
Advertisement
Baca Juga
Setelah menyadari kesalahannya, dia pun meminta izin kepada otoritas setempat untuk menggeledah tempat pembuangan sampah kota, tetapi permintaannya telah ditolak.
"Saya memiliki dua hard drive yang identik dan saya membuang yang salah," ujar Howells.
Seandainya dia memiliki akses terhadap catatan tempat pembuangan akhir di Newport, menurut Howells, dia mungkin akan dapat mengidentifikasi pekan ketika dia membuang hard drive itu.
"Dengan begitu, saya dapat mengidentifikasi nomor seri tempat sampah itu, dan kemudian mengidentifikasi koordinatnya. Saya hanya ingin mencari di satu area tertentu," ujar kata Howells.
Tawarkan 25 persen kepada otoritas
Penduduk Newport, South Wales itu mengaku menawarkan otoritas setempat 25 persen dari Bitcoin yang tersimpan di hard drive itu dalam bentuk Covid Relief Fund bagi penduduk kota.
"Saya mendapat dukungan dari Hedge Fund yang bersedia menyediakan dana untuk proyek [Covid Relief Fund] tersebut," tutur Howells.
Mengenai kondisi hard drive itu, dia meyakini bahwa secara teknis hard drive itu seharusnya masih berfungsi atau dapat dipulihkan, meski tertimbun bertahun-tahun.
"Saya yakin masih ada peluang. Namun, semakin lama hal ini berlarut-larut, kemungkinannya kecil," tutur Howells.
Advertisement
Tanggapan otoritas
Seorang juru bicara otoritas kota Newport mengonfirmasi "telah dihubungi beberapa kali sejak 2014 tentang kemungkinan mengambil perangkat keras IT yang dikatakan mengandung Bitcoin."
Mereka mengatakan, biaya penggalian tempat pembuangan akhir bisa mencapai jutaan Poundsterling. Masalahnya, tidak ada jaminan apa pun bahwa penggalian itu akan berhasil menemukan hard drive yang dicari.
"Sekalipun kami dapat menyetujui permintaannya, ada pertanyaan siapa yang akan menanggung biaya penggalian, jika hard drive tidak ditemukan atau rusak sedemikian rupa, sehingga datanya tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa kami tidak dapat membantunya dalam masalah ini," tutur otoritas lokal.