Liputan6.com, Jakarta - Bose, perusahaan teknologi audio kelas atas dan ternama di dunia ini secara terbuka mengakui telah menjadi korban serangan ransomware.
Akibat serangan ransomware tersebut, perusahaan memprediksi ada kemungkinan pelaku kejahatan telah mencuri data karyawan dan informasi keuangan internal.
Baca Juga
Adapun insiden ini terjadi pada 7 Maret 2021. Mengutip surat pengakuan yang dikirim ke Kantor Kejaksaan Agung di New Hampshire, Jumat (28/5/2021), perusahaan sukses merespon insiden ini dengan baik.
Advertisement
Seperti kasus ransomware lainnya, pelaku akan mengunci dan memeras korban untuk membayar sejumlah nominal uang agar file mereka dapat dipulihkan kembali.
Untuk kasus Bose, perusahaan tidak secara spesifik menyebutkan berapa uang tebusan yang dimnta pelaku. Namun berdasarkan juru bicara perusahaan, Bose menolak membayar pelaku.
"Ketimbang bayar ke pelaku, perusahaan mengandalkan sumber daya sendiri untuk mendapatkan kendali sistem mereka kembali setelah menjadi korban ransomware," ucap juru bicara perusahaan.
Â
Data Pegawai dan Informasi Keuangan Dicuri
Bose dan analis forensik menentukan pada 29 April 2021, para pelaku kejahatan yang di balik serangan ransomware itu sudah mengakses file administrasi HRD.
Tak hanya mengakses, pelaku juga diyakini telah mencuri data yang berisikan nomor jaminan sosial, alamat, dan informasi kompensasi dari beberapa karyawan, termasuk enam orang yang tinggal di New Hampshire.
Bose sekarang bekerja dengan perusahaan swasta dan FBI untuk mencari informasi yang bocor di dark web, tetapi belum menemukan indikasi data mereka telah bocor hingga 19 Mei 2021.
Advertisement
Meningkatkan Pengamanan dari Malware atau Ransomware
Lebih lanjut, perusahaan sekarang telah meningkatkan keamanan sistem mereka dari malware atau ransomware di server.
Tak hanya itu, tim Bose juga akan memblokir file berbahaya yang digunakan selama serangan, memasang alat pemantauan untuk mengawasi serangan berikutnya, dan banyak lagi.
Sebagai tindakan pengamanan, Bose juga sudah mengirimkan surat resmi ke seluruh pegawainya tentang kejadian ini, dan selalu waspada bilamana ada aktivitas mencurigakan terkait informasi keuangan mereka.
(Ysl/Tin)