Apa yang Dilakukan Orang Indonesia Saat Pakai Internet 5G?

Orang Indonesia rata-rata online selama 3 jam lebih lama setiap harinya, atau sekitar 8 jam 45 menit per hari.

oleh Iskandar diperbarui 27 Jun 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 08:00 WIB
FOTO: Target Internet Gratis JakWiFi Selama Pandemi
Warga mengakses internet menggunakan jaringan JakWiFi di area Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan untuk memasang lebih dari 9.000 titik internet gratis di ruang publik. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan Ericsson ConsumerLab, The Future Urban Reality, konsumen Indonesia rata-rata online selama 3 jam lebih lama setiap harinya, atau sekitar 8 jam 45 menit per hari.

Selain itu, lebih dari separuh waktu yang digunakan untuk online terjadi pada smartphone. Laporan ConsumerLab 'Five Ways to a Better 5G' juga membahas minat konsumen untuk beralih ke layanan internet 5G meski di tengah pandemi COVID-19, serta perilaku pengguna baru yang ditimbulkan oleh 5G.

Selain itu, di Indonesia, sudah ada landasan kuat untuk penerapan 5G. 19 persen pengguna smartphone di perkotaan memiliki smartphone yang mendukung 5G, di mana sekitar 5 juta pengguna akan beralih ke 5G dalam dua tahun pertama setelah jaringan 5G tersedia secara komersial.

Pengguna smartphone 5G saat ini sudah menghabiskan waktu untuk aplikasi AR selama tiga jam lebih banyak per minggu dan pada enhanced media 1,5 jam lebih banyak per minggu dibandingkan dengan pengguna 4G.

Pada 2025, konsumen 5G di Indonesia diperkirakan akan menghabiskan 7,5 hingga 8 jam seminggu untuk cloud gaming dan aplikasi AR atau VR.

Kebutuhan 5G Naik di Tengah Pandemi

Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Pandemi juga telah meningkatkan kebutuhan akan 5G dengan kualitas lebih baik di dalam ruangan. Dengan minat tinggi terhadap home broadband 5G dan 25 persen pengguna menganggap Akses Nirkabel Tetap (Fixed Wireless Access, FWA) sangat relevan, FWA menjadi peluang besar untuk 5G di Indonesia.

Calon pengguna awal (early adopter) 5G di Indonesia pada dasarnya mencari tiga hal: kecepatan lebih tinggi, jaringan yang terpercaya, dan inovasi.

4 dari 5 mengharapkan kecepatan 5G lebih tinggi sementara sekitar 3 dari 5 mengharapkan jaringan aman.

Pada saat sama, konsumen bersedia membayar 50 persen lebih banyak untuk paket 5G, yang digabung dengan layanan digital.

Pengguna 5G Diprediksi Tembus 580 juta pada Akhir 2021

Jaringan HP 4G dan 5G
Ilustrasi Foto Jaringan Telpon Seluler atau HP 4G dan 5G. (iSrockphoto)

Dalam laporan Ericsson Mobility Report edisi ke-20, layanan internet 5G diperkirakan akan menjadi generasi seluler yang diadopsi paling cepat.

Ericsson memperkirakan jumlah pengguna 5G di seluruh dunia akan melebihi 580 juta pada akhir 2021, didorong oleh sekitar 1 juta pelanggan seluler 5G baru setiap hari.

Sementara pada akhir 2026, jumlah pengguna 5G diperkirakan akan mencapai sekitar 3,5 miliar dan cakupan populasi 5G akan tembus 60 persen.

Namun, kecepatan adopsi sangat bervariasi berdasarkan wilayah. Eropa memulai lebih lambat dan terus tertinggal jauh di belakang pasar China, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council, GCC) dalam hal kecepatan penerapan 5G.

Jumlah pelanggan 5G diharapkan akan melampaui 1 miliar dua tahun lebih cepat dibandingkan 4G LTE untuk pencapaian yang sama.

Faktor utama di balik hal ini adalah komitmen awal China terkait 5G dan kenyataan bahwa peralatan 5G komersial tersedia lebih awal dan semakin terjangkau.

Ericsson menyebut lebih dari 300 model smartphone 5G telah diumumkan atau diluncurkan secara komersial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya