LinkedIn Izinkan Karyawan Kerja Dari Rumah Sepenuhnya atau Hybrid Working

LinkedIn mengizinkan karyawan bekerja dari rumah sepenuhnya atau memilih opsi bekerja di kantor dan rumah.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 31 Jul 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi LinkedIn
Ilustrasi LinkedIn. Kredit: 3D Animation Production Company from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - LinkedIn akan mengizinkan karyawan untuk kerja dari rumah (jarak jauh) sepenuhnya atau hybrid working (bekerja di rumah dan di kantor), seiring dengan rencana pembukaan kantornya kembali. 

Chief People Officer LinkedIn, Teuila Hanson mengatakan, kebijakan ini bergeser dari jadwal awal, di mana perusahaan merencanakan karyawan akan bekerja dari kantor 50 persen dari waktu kerjanya, saat pembatasan pandemi Covid-19 dicabut.

Mengutip Reuters, Sabtu (31/7/2021), kebijakan yang diperbarui ini menawarkan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja dari jarak jauh sepenuhnya atau bekerja di kantor paruh waktu. Opsi ini berlaku untuk karyawan LinkedIn global yang kini jumlahnya lebih dari 16.000 orang.

"Kami mengantisipasi kemungkinan kami akan melihat lebih banyak karyawan yang bekerja dari jarak jauh dibandingkan sebelum pandemi. Namun, beberapa pekerjaan harus dilakukan di kantor," kata Hanson kepada Reuters.

Hanson mengatakan, saat ini LinkedIn tak mewajibkan karyawan yang sudah divaksinasi untuk kembali kerja di kantor.

Directore of Corporate Communications LinkedIn, Greg Snapper mengatakan, karyawan yang berpindah lokasi juga akan mendapatkan penyesuaian bayaran berdasarkan negara lokal tempatnya bekerja.

Kantor Perusahaan Teknologi Lainnya

Ilustrasi menjalin jejaring via daring
Ilustrasi menjalin jejaring via daring. (Photo by LinkedIn Sales Solutions on Unsplash)

Industri teknologi menjadi industri yang pertama mengizinkan karyawan-karyawannya utuk bekerja di rumah, ketika pandemi menghantam AS, tahun lalu.

Kini, perusahaan-perusahaan teknologi ini juga menerapkan kebijakan berbeda, ada yang mengizinkan karyawan bekerja penuh dari rumah/ jarak jauh dan ada pula yang menerapkan metode kerja hybrid.

Sebelumnya, Facebook dan Google yang mewajibkan karyawannya untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 sebelum kembali bekerja di kantor.

Sementara, Twitter justru menutup kembali kantornya yang belum lama ini dibuka, karena meningkatnya kasus Covid-19 di AS.

Pada sisi lain, Apple akan mewajibkan karyawan bekerja tiga hari di kantor dalam seminggu, mulai Oktober 2021. Google ingin agar setidaknya 60 persen karyawannya bekerja di kantor.

Google Wajibkan Vaksinasi Karyawan

Google Plex
Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Sebelumnya,  Google dan Facebook akan mewajibkan karyawannya divaksin Covid-19 sebelum kembali bekerja dari kantor. CEO Alphabet (Google) Sundar Pichai mengumumkan persyaratan ini dalam sebuah surat ke karyawannya.

"Persyaratan vaksinasi untuk karyawan Google berlaku dalam beberapa minggu ke depan, untuk mereka di kantor AS," kata pihak Google dalam surat yang dilihat The New York Times.

Pengumuman tersebut menandai Google sebagai salah satu perusahaan teknologi raksasa yang mempersyaratkan vaksinasi kepada karyawan sebelum masuk kantor.

Kabar ini merupakan bagian dari gelombang persyaratan vaksinasi yang didorong oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Biden dikabarkan akan mengumumkan persyaratan bagi pekerja pemerintahan untuk divaksinasi demi menghadapi Covid-19.

(Tin/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya