Dinilai Sebar Misinformasi Covid-19, Kanal YouTube Media Australia Sky News Ditangguhkan

YouTube menangguhkan kanal Sky News Australia sehingga mereka tak bisa mengunggah video, karena dinilai menyebarkan misinformasi soal Covid-19.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Agu 2021, 13:41 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2021, 13:41 WIB
Cara Membuat Channel YouTube
Cara Membuat Channel YouTube (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Karena dinilai menyebarkan misinformasi soal Covid-19, YouTube menangguhkan sementara kanal media Australia Sky News Australia. Hal itu saluran tersebut tak bisa mengunggah video baru selama sepekan.

Beberapa video dari Sky News Australia dianggap melanggar aturan dengan menyangkal keberadaan virus corona, atau mengklaim hidroksiklorokuin dan ivermectin adalah obat yang efektif.

Dikutip dari Engadget, Senin (2/8/2021), Kepada The Guardian, pihak YouTube menyebut bahwa klip-klip tersebut tidak memberikan "konteks penyeimbang yang memadai" untuk menunjukkan bahwa klaim tersebut salah.

Mereka menyebut bahwa dari video-video itu ada potensi yang berbahaya di dunia nyata. Lebih lanjut, jika dua teguran dilayangkan di kemudian hari, saluran tersebut dapat ditutup secara permanen.

The Guardian melaporkan, Youtube tidak mengungkapkan video dari program Sky News mana yang berisi informasi yang salah. Namun mereka mengatakan ada banyak video yang telah dihapus.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tanggapan Sky News Australia

Logo YouTube
Logo YouTube (Sumber: Pixabay)

Sky News Australia sendiri menemukan bahwa memang ada video lama yang melanggar aturan YouTube, namun mereka menolak bahwa salah satu host-nya dianggap menyangkal keberadaan Covid-19.

"Kami mendukung diskusi dan debat yang luas tentang berbagai topik dan perspektif yang penting bagi demokrasi mana pun,” kata juru bicara Sky News Australia.

"Kami menganggap serius komitmen kami untuk memenuhi ekspektasi editorial dan komunitas," sambungnya.

Sebelumnya, jaringan televisi tersebut juga sempat mendapatkan kecaman karena pernyataan dari salah satu pembawa acara mereka, Alan Jones.

Jones mengklaim bahwa virus SARS-CoV-2 bukan pandemi pada 2020, dan pada Juli lalu ia menyebut bahwa varian Delta tidak berbahaya atau terpengaruh oleh vaksin. 

Langkah yang Jarang Ditempuh

Ilustrasi Youtube
Ilustrasi Youtube (Photo by NordWood Themes on Unsplash)

Kehebohan pernyataan Alan Jones pun membuat Sky melayangkan permintaan maaf secara resmi pada 19 Juli dan menghapus video terkait pada saat yang sama.

Penangguhan saluran Sky News Australia tidak akan secara dramatis berdampak pada pendapatan mereka. Namun penangguhan sebuah jaringan media besar oleh Youtube masih merupakan hal yang jarang dilakukan.

Langkah ini juga menandakan bahwa ukuran perusahaan yang besar pun tidak bisa melindungi mereka dari langkah keras yang dikeluarkan oleh raksasa digital di bawah Google itu.

Saluran Youtube Sky News sendiri sudah memiliki 1,85 juta subscriber hanya dalam dua tahun. Angka ini melebihi kanal media lokal lainnya seperti ABC News.

(Dio/Isk)

Infografis Cek Fakta

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: Kumpulan Hoaks Seputar Covid 19 terbaru yang beredar di WhatsApp (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya