Liputan6.com, Jakarta - Meski nyaris tanpa penonton karena pandemi Covid-19, semarak Olimpiade Tokyo 2020 di 2021 tampaknya tetap bergema di dunia maya. Salah satunya karena media sosial seperti TikTok.
Tak sedikit dari para atlet yang berlaga di Olimpiade Tokyo mengungkapkan kegiatan mereka ketika menjalani keseharian mereka di Jepang, entah sebelum atau sesudah suatu pertandingan.
Baca Juga
Bahkan, BBC memberikan judul salah satu artikelnya, yaitu "Tokyo 2020: TikTok becomes the unofficial behind-the-scenes Olympic channel" atau "Tokyo 2020: TikTok jadi saluran di belakang layar tak resmi Olimpiade."
Advertisement
@greysiapolii TERIMAKASIH ATAS DOA DUKUNGANNYA SELAMA INI 🥺 #fyp #olympic #champion #tokyoolympic2020
♬ "Vacation" by Dirty Heads - Nagma Mirajkar
Tak hanya atlet luar negeri, pebulutangkis putri Indonesia Greysia Polii bahkan memiliki akun TikTok terverifikasi dan cukup aktif, yang menurut pantauan Tekno Liputan6.com pada Kamis (5/8/2021), sudah memiliki 1,1 juta pengikut.
Bahkan ketika baru memenangkan medali emasnya di final bulu tangkis beberapa waktu lalu, Greysia bersama pasangan ganda putrinya, Apriyani Rahayu, sempat berjoget TikTok di tengah lapangan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Membetulkan Kayak hingga Merusak Kasur
Tidak hanya soal di belakang layar, ada banyak hal unik yang dibagikan oleh para atlet Olimpiade Tokyo 2020 di TikTok.
Jessica Fox, atlet kano Australia misalnya, yang membagikan video pendek ke 18 ribu pengikutnya di awal pagelaran olahraga terbesar dunia itu, tentang bagaimana timnya memperbaiki kayak yang rusak dengan kondom.
"Bertaruh Anda tidak pernah tahu kondom dapat digunakan untuk perbaikan kayak," kata wanita 27 tahun itu seperti dikutip dari Insider.
@jessfoxcanoe How kayakers use condoms 😂🤷🏽♀️ #kayaktips #hacksandtips #diy #carbonrepair #carbon #tokyo2020 #olympicgames
♬ original sound - jess fox
Ada juga atlet polo air Australia Tilly Kearns yang membagikan ke para penontonnya, cuplikan tentang ruang makan dan langkah yang dilakukan para tim untuk menjaga diri dari Covid-19.
Dikutip dari NZ Herald, video Kearns sudah ditonton hingga 10 juta views dalam waktu sepekan.
@tillykearns Olympic dining hall COVID protocols #olympicspirit #tokyoolympics #olympics #australia what else do you want to see??
♬ Say So (Instrumental Version) [Originally Performed by Doja Cat] - Elliot Van Coup
Diver Amerika Serikat Tyler Downs juga lewat akun TikToknya, mengungkapkan kekagumannya saat melihat Simone Biles, atlet gimnastik AS.
@tylerdownss heyy girl we are teammates 🤣
♬ original sound - TOP 2⭐️
Tentu saja, salah satu yang cukup kontroversial adalah bagaimana tim baseball Israel menunjukkan aksi mereka melompat-lompat di atas kasur kardus untuk "mengujinya" hingga rusak.
Dikutip dari ESPN, Ben Wagner yang mewakili rekan-rekannya di tim baseball pun akhirnya mengeluarkan permintaan maafnya usai kejadian tersebut dianggap tidak menghormati tuan rumah.
"Saya benar-benar ingin meminta maaf kepada siapa pun yang tersinggung dengan video ini. Kami tidak bermaksud tidak hormat dan hanya ingin memamerkan betapa efektif dan kokohnya tempat tidur di Wisma Olimpiade."
Advertisement
Mengapa TikTok?
Jonathan Hutchinson, pakar media sosial di University of Sydney, kepada BBC mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena mereka adalah atlet generasi TikTok.
"Anda bisa melihat sisi atlet yang lebih ringan, seseorang yang menjalani pengalaman hidup yang luar biasa ini dan membawa semua penggemarnya ke ruang itu bersama mereka," kata Hutchinson.
Ia mengatakan, perasaan bersenang-senang itulah yang menjadi inti dari identitas TikTok.
Menurut Hutchinson, TikTok berbeda dari aplikasi lain seperti Instagram, di mana pengguna mengasosiasikannya dengan konten yang aspiratif dan indah.
Dia menyebut, pengguna media sosial asal China itu lebih suka sesuatu yang lucu, tidak terlalu sopan, dan yang paling penting autentik.
(Dio/Isk)