Kemkominfo Investigasi Dugaan Kebocoran Data eHAC

Kemkominfo mengatakan bahwa mereka tengah melakukan investigasi dugaan kebocoran data pengguna eHAC lawas

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 31 Agu 2021, 14:48 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 14:48 WIB
Jubir Kemkominfo Dedy Permadi
Juru Bicara Kemkominfo Dedy Permadi (Foto: Kemkominfo).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) belum banyak bicara soal dugaan kebocoran data yang terjadi di aplikasi eHAC Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Juru Bicara Kemkominfo Dedy Permadi hanya menyebut bahwa mereka masih melakukan investigasi dugaan kebocoran data pengguna eHAC lawas tersebut.

"Sedang kami investigasi," jawab Dedy lewat pesan singkat saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Selasa (31/8/2021).

Senada dengan Kominfo, Kemenkes juga telah menyatakan bahwa pemerintah masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Namun mereka memastikan bahwa dugaan kebocoran data bukan terjadi di eHAC PeduliLindungi.

"Sistem yang ada di eHAC yang lama itu berbeda dengan sistem eHAC yang tergabung di dalam PeduliLindungi. Infrastrukturnya berbeda di tempat yang lain," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Ma'ruf.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kebocoran di Pihak Mitra

Kemenkes menyatakan bahwa dugaan kebocoran data pada eHAC yang lama kemungkinan diakibatkan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra. Namun mereka tidak mengungkapkan siapa "mitra" yang dimaksud.

"Ini sudah diketahui oleh pemerintah dan saat ini pemerintah sudah melakukan tindakan pencegahan, serta melakukan upaya lebih lanjut, dengan melibatkan Kementerian Kominfo dan juga pihak berwajib."

Sementara itu, untuk data eHAC di PeduliLindungi tersimpan di Pusat Data Nasional yang diamankan oleh Kemkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Masih Dugaan

Apa Saja yang Harus Disiapkan Sebelum Terbang di Masa Pandemi Covid-19?
Aplikasi eHAC yang wajib diunduh sebelum terbang di era pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati juga mengatakan bahwa laporan kebocoran data tersebut masih sebatas dugaan.

"Sebuah insiden kebocoran baru 100 persen bisa dikatakan bocor jika sudah ada hasil audit digital forensik," kata Widyawati menambahkan dalam konferensi pers tersebut.

Sebelumnya, tim peneliti dari vpnMentor baru saja mengungkapkan adanya dugaan kebocoran data dari aplikasi eHAC atau Electronic Health Alert Card.

Dalam temuannya, vpnMentor menyebut eHAC tidak menggunakan protokol privasi yang baik, sehingga data sensitif dari lebih sejuta orang terekspos di open server.

(Dio/Isk)

Infografis Data Pengguna Facebook Indonesia Bocor

Infografis Data Pengguna Facebook Indonesia Bocor
Infografis Data Pengguna Facebook Indonesia Bocor
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya