Drone Bantu Pemetaan Udara di Proyek Jalan Tol Cisumdawu

Survei dilakukan menggunakan drone di Sumedang hingga Majalengka dengan total luas area kurang lebih mencapai 30 kilometer

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Nov 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2021, 15:00 WIB
Drone Bramor ppX sebelum diterbangkan (Dok. Terra Drone Indonesia)
Drone Bramor ppX sebelum diterbangkan (Dok. Terra Drone Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Startup pemanfaatan drone industri, Terra Drone Indonesia, melaporkan telah menyelesaikan survei pemetaan udara menggunakan drone, untuk proyek jalan tol Cisumdawu.

Dalam siaran persnya, ditulis Minggu (20/11/2021), Terra Drone mengatakan survei dilakukan menggunakan drone di Sumedang hingga Majalengka, dengan total luas area kurang lebih mencapai 30 kilometer.

Drone yang digunakan adalah Bramor ppx. Alat ini merupakan drone jenis fixed wing yang dirancang untuk melakukan survei pemetaan.

Bramor ppx disebut bisa terbang hingga tiga jam, sehingga mampu mengambil data di area yang luas dalam sekali terbang. Ia bisa menghasilkan data akurat sesuai kriteria yang dibutuhkan kontraktor.

Dalam pengerjaan infrastruktur besar, data akurat dari hasil survei oleh drone bisa digunakan kontraktor untuk perencanaan konstruksi.

Beberapa perencanaan tersebut antara lain untuk kebutuhan perhitungan biaya konstruksi, perencanaan teknis, rekayasa, operasi, manajemen pembangunan, hingga pengambilan keputusan strategis lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Survei yang Lebih Efisien

Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,47 kilometer (km). Dok Kementerian PUPR
Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,47 kilometer (km). Dok Kementerian PUPR

Michael Wishnu Wardana, CEO Terra Drone Indonesia, mengatakan mereka memiliki berbagai teknologi dan pengalaman yang dimiliki di sektor konstruksi.

Dengan pengalaman tersebut diharapkan dapat membantu para kontraktor lain untuk melakukan survei yang lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan meningkatkan keselamatan pekerja lapangan.

"Data akurat yang dihasilkan pun dapat menjadi acuan pengerjaan proyek hingga dapat selesai sesuai jadwal," kata Michael.

Pengerjaan proyek konstruksi sendiri diawali dengan survei pemetaan lahan. Hal tersebut berlaku dalam pengerjaan proyek jalan tol yang nantinya menghubungkan satu kota ke kota lain.

Survei darat yang sebelumnya dilakukan para kontraktor memakan tenaga dan biaya lebih banyak karena pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan pemetaan lahan. 

Tantangan Survei untuk Jalan Tol

Proyek Tol Cisumdawu ditargetkan selesai di akhir 2021. Dok PUPR
Proyek Tol Cisumdawu ditargetkan selesai di akhir 2021. Dok PUPR

Selain itu, proyek jalan tol biasanya dikerjakan dengan membuka lahan baru untuk dibangun.

Ini membuat tidak jarang gunung, hutan, atau lahan yang tidak terjamah, membuat para surveyor harus menyusuri medan yang sulit, sehingga memunculkan risiko yang mungkin terjadi.

Dengan menggunakan drone, para surveyor tidak perlu melakukan hal yang berisiko, karena drone dengan mudah menjangkau area luas dari jarak jauh dengan hanya melibatkan 2 orang, yakni pilot drone dan observer.

Selain itu, hasil data yang didapat lebih cepat dan akurat karena area lahan ditangkap secara visual oleh kamera dan sensor canggih khusus pemetaan.

Teknologi drone juga digunakan karena dengan kemampuannya yang dapat membawa berbagai jenis kamera dan sensor, drone dapat menghasilkan berbagai jenis peta dalam satu kali terbang.

(Dio/Isk)

Infografis Plus-Minus Tol Layang Jakarta Cikampek

Infografis Plus-Minus Tol Layang Jakarta Cikampek
Infografis Plus-Minus Tol Layang Jakarta Cikampek. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya